Mohon tunggu...
Emy Hajar Abra
Emy Hajar Abra Mohon Tunggu... -

"katakan yang HAQ walau itu pahit !!!\r\n\r\nhttps://twitter.com/emyhajarabra

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kritik Atas Pernyataan Jokowi di Mata Najwa

23 November 2014   06:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:05 7106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1416674823938547071

sumber foto akun twitter korantempo

Tanpa berbelit-belit, tayangan ulang Mata Najwa dalam acara ulantahun mata najwa yang baru saja hadir di Metro Tv cukup membuat kening berkerut. bagaimana tidak dari sekian acara di mata najwa tadi, salah satu acaranya adalah tanya jawab langsung dari salah satu pemenang lomba dalam "menjadi najwa dalam mata najwa" yang disaring dari berbagai universitas di indoensia

Acara yang kemudian diwawancarai langsung oleh salah satu mahsiswa terpilih tersebut menanyakan tentang keputusan presiden untuk menaikkan BBM kala harga minyak dunia sedang turun, dengan santai jokowi menjawab dengan bahasanya yang kurang lebihnya saya gambarkan, bahwa kenaikan BBM agar dapat memberikan subsidi pada tepat sasaran, seperti infrastruktur dan lainnya.

Menariknya ketika jokowi menjawab pertanyaan dari mahasiswa tersebut jokowi kembali menanyakan kepada mahasiswa tersebut dengan kalimat "benar tidak", jelas seorang mahasiswa yang berhadapan langsung dengan kepala negara tidak mungkin menjawab "tidak", lagi pula tidak ada prosedurnya kemudian moderator atau lainnya menjawab atau menanggapi "salah/benar" jawaban dari narasumber.

Selain itu mahasiswa yang berperan menggantikan Najwa Shihab untuk menjadi moderator tersebut bertanya alasan kenapa yang dipilih adalah menaikkan BBM dalam pembangunan infrastruktur dan lainnya, jokowi kembali menanyakan kepada moderator dengan pertanyaan "kira-kira apa menurut kamu" maka dengan cerdas mahasiswa tersebut menjawab "pajak misalnya", hal ini menarik karena mahasiswa yang notabene adalah moderator dan juga bertanya justru diberi pilihan kebijakan yang seharusnya menjadi jawaban penguasa.

Disini saya melihat bahwa, kalau hanya kenaikan BBM sekedar untuk menunjang infrastruktur dan lainnya dengan alasan pemberian subsidi agar tepat sasaran, artinya bahwa pemerintah CUKUP AMAT SALAH untuk sekedar menjaga keamana BBM semata, dalam hal ini kalau presiden mengira bahwa BBM subsidi banyak digunakan mobil mewah dan lainnya, lalu kemana keamanan negara dan perhatian negara yang gagal melakukan mengawasan terhadap subsidi tersebut?.Jelas hal tersebut salah besar.

Pertama, negara gagal melakukan pengawasan terhadap subsidi yang katanya untuk rakyat dan kesejahteraan, sedangkan keamanan dan pengawasan bisa jokowi lakukan dengan mengerahkan keamanan ataupun dengan cara bekerja sama dengan pihak pertamina untuk memberikan subsidi hanya pada pengandara motor dan lainnya.

Hal ini jelas "lucu" ketika seder BBM saja pemerintah gagal menjalankan fungsi pengawasan atas penyerahan subsidi BBM agar tepat sasaran, bukankah jokowi selalu mengeluarkan kata "gampang" dalam penerapan suatu program kerja?, kenapa hanya dengan pengawasan BBM subsidi saja gagal, sehingga jokowi mengatakan ini keadaan yang berat dan lainnya. hanya salah pengawasan saja jokowi sudah kelimpungan sehingga menaikkan harga BBM ketika minyak duni turun dan mengatakan hal ini adalah hal yang kesannya berat sehingga di jawab keadaan ini dengan cara menyengsarakan rakyat.

Kedua: kalau yang jokowi jawab bahwa subsidi diberikan pada yang tepat sasaran, sehingga rakyat merasakan kenaikan harga itu, lantas bagaimana dengan pajak dan korupsi di segala lini???, seharusnya jokowi berfikir seribu kali ketika mau menaikkan harga BBM hanya karena ingin membangun bangsa dengan cara menguranngi subsidi dengan menaikkan harga BBM, kalau memang yang dijadikan tujuan adalah pembangunan dan subsidi tepat sasaran, maka benahi dulu korupsi di segala lini, dan jangan lupa perpajakan adalah salah satu mafia korupsi terbesar di negara ini, sudahkah baik?, kalau saja korupsi diminamalisir saya yakin dananya jauh lebih banyak dan berguna untuk banyak hal, karena yang korupsi bukan hanya pada satu dapertemen semata tapi banyak. bagaimana ini?.

Dan yang cukup menarik jika semua masyarakat yang katanya cinta pada jokowi seharusnya lebih jeli, karena cinta itu perhatian, maka perhatikan jokowi. selama jokowi jadi presiden, bagaiman pernyataan lantang beliau tentang penegakkan hokum terhadap korupsi???, lantangkah, kalau lantang berapa kali beliau menyuarakan hal tersebut? setelah beliau menyuarakan hal tersebut sudah sejauh apa tindakkan beliau walau hanya dua bulan ini saja?. Maaf dalam hal ini saya cukup sangsi keberanian beliau tentang penegakkan hukum atas korupsi

Trakhir, saya ingin mengomentari pendapat beliau pada forum internasional beberapa waktu lalu, saya berusaha mengambil hal positif, tapi kenapa kemudian pernyataan jokowi jutru bukan mengesankan kerjasama cerdas antara negara, tapi yang terjadi adalah kesan “menjual negara”, ketika di acara jokowi dengan santainya, beliau mengatakan bahwa beliau seakan menentang presiden lain untuk datang investasi dan apa yang bisa dilakukan untuk indonesia?, jelah hal tersebut adalah bagian dari pertanyaan yang mengesampingkan kemampuan dan kecerdasan anak bangsa, saya merasa pernytaan tersebut adalah hal yang cukup “menyedihkan”.

Kerjasama adalah jalian hubungan saling menguntungkan antar beberapa pihak, dan bukan bahasa-bahasa yang justru mendiskriditkan kemampuan anak bangsa, kenapa tidak diberikan saja pekerjaan kepada rakyat sendiri yang beribu jiwa menjadi buruh bahkan pengangguran di tanah sendiri, sekalipun akhirnya yang menjadi pekerja adalah rakyat Indonesia, tapi akan berbeda keadaan ketika yang ,menghundleprogram adalah anak bangsa sendiri, jika begini terus maka waja para ahli kemudian lebih memilih bekerja di luar negeri dari pada di negara sendiri, karena ternyata negara sendiri tidak menghargai kemampuan rakytanya.(lihat acara kick andy beberapa waktu lalu)

Jangan hanya berbicara tentang berdiri dikaki sendiri sedangkan kenyataan menunjukan kerjasama yang akan menjadikan negara seperti rakyat yang berdiri diatas tanah garapan orang lain, jangan hanya berkata “mudah” ketika dalam hal berfikir kepentingan rakyat saja sudah mengambil jalan kesulitan dengan mengurangi subsidi rakyat, jangan pula berbicara negara ini negara kaya, kalau akhirnya kekayaan itu bukan dinimati oleh anak bangsa Indonesia sedniri.

apapun yang terjadi, walau umur tinggal sehari didunia, tenggakn hukum. -baharudin loppa-

by: emy hajar abra, dosen di batam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun