"Kami Poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe tanah Indonesia.
Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe bangsa Indonesia.
Kami Poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa Persatuan bahasa Indonesia."
Hai sahabat Kompasiana, selamat hari sumpah pemuda untuk kita semua. Hari ini merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, tepat pada tanggal 28 Oktober 2022. 94 tahun silam ketika itu tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda kita berinisiatif dari berbagai daerah yang ada di Indonesia untuk berkomitmen bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu Bangsa Indonesia berbahasa satu bahasa Indonesia.
Hari ini merupakan momentum yang tepat bagi kita para pemuda untuk selalu mengingat kembali sejarah perjuangan pemuda Indonesia. perjuangan yang menyatukan keberagaman adat, budaya, Â hingga 94 tahun menjadi bukti bahwa Sumpah Pemuda bukanlah sekedar teks sejarah. Mereka rela melepaskan sekat-sekat kedaerahan demi bersatu padu berikrar bersama untuk mempertahankan dan membangun negeri ini.
Teks Sumpah Pemuda membangkitkan semangat rakyat Indonesia, terutama para anak muda untuk menegaskan kemerdekaan Republik Indonesia. Sumpah Pemuda memiliki cerita sejarah dan tujuan yang sakral bagi bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda merupakan sebuah tekad dan semangat para pemuda-pemudi Indonesia dalam menegakkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan negara asing.
Para pemuda kita kala itu sadar bahwa dengan bersatu, Indonesia menjadi kuat dan dapat menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama. Saat itu Indonesia masih dijajah oleh Belanda dan sekutunya, tanpa persatuan kita tidak dapat mengalahkan mereka. Dengan modal keberanian, persatuan, strategi, niat yang kuat, disertai pertolongan dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, akhirnya para penjajah dapat terusir dari negeri ini.
Di hari sumpah pemuda ini mari kita utamakan persatuan dan kesatuan di atas kepentingan pribadi dan golongan. Kerjasama dan saling bahu membahu amatlah penting dalam mewujudkan cita-cita para pendahulu kita sehingga kita terus maju dan terpacu menuju negeri yang baldatun thoyyibatun warobbun ghafur.
Ditangan para pemuda lah maju dan mundurnya suatu bangsa. Disadari atau pun tidak bangsa kita mulai sedikit terpecah hanya karena perbedaan politik. Padahal berbeda itu biasa. Perbedaan merupakan rahmat yang patut kita syukuri. Toh meskipun berbeda tetap satu tujuan memajukan banyak ini.
 Tugas kita sebagai penerus bangsa adalah saling melengkapi dan bekerjasama dalam setiap perbedaan itu. Perbedaan adalah rahmat bukan untuk menjadi bahan permusuhan, pertengkaran, apalagi peperangan. Bukan zamannya lagi memperbesar perbedaan, dan memusuhi yang berbeda dengan kita.
Perbedaan adalah sunnatullah, karena berbeda itulah hidup jadi indah. Jadikan perbedaan itu sebagai semangat untuk  berlomba-lomba dalam kebaikan. Berlomba-lomba dalam meraih ridho Allah bukan malah mengundang murkanya Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H