Penemuan televisi telah membawa perubahan besar terhadap perkembangan dunia. hampir setiap sudut di dunia ini telah tersentuh benda sakti ini. sekarang kita bisa mendaapatkan informasi langsung hanya dengan menekan sebuah tombol pada benda itu. saat ini apapun bisa ditampilkan di televisi mulai dari informasi, berita, hiburan bahkan propaganda terhadap sesuatu yang jadi perhatian dunia.
dari mulai anak kecil sampai orang tua dimanjakan degan sajian yang melenakan. kita dibelai dengan tayangan sinema, kita dikagetkan dengan informasi dari belahan dunia yang awalnya luput dari perhatian kita, bahkan kita dininabobokan dengan alunan musik dari berbagai daerah dipenjuru dunia. serbuan informasi yang abu- abu turut membentuk opini di masyarakat dan berpotensi menciptakan fraksi- fraksi beragam didunia.
Di Indonesia, akhir- akhir ini menjamur stasiun televisi dengan berbagai program andalannya untuk menarik animo masyarakat. berbagai promosi dan propaganda politik ikut bertarung di dalamnya. namun apakah kita siap dengan kondisi semacam itu?
anak- anak kita adalah sasaran empuk untuk membentuk opini masyarakat di masa depan. anak- anak adalah kertas putih yang siap ditulisi dengan tinta yang dipegang orang tuanya. anak- anak adalah sebuah disc yang kosong yang siap diprogram oleh programernya. dan anak - anak adalah aset utama masyarakat dalam membangun masyarakat di masa depan.
yang dibutuhka adalah sosok orang tua yang bijak yang mampu memijlih dan memilah tayangan untuk anak, orang tua yang mampu membuat benteng moral dan agama yang kuat untuk membendung pengaruh negatif dari tayangan yang disaksika, serta orang tua yang aktif, cerdas untuk memperhatikan anaknya tanpoa harus menympannya dalam kotak kaca.
namun disamping itu dibutuhkan juga kedewasaan pra pengusaha media televisi untuk aktif membangun tren positif untuk perkembangan generasi bangsa. bukan kebutuhan untuk meningkatkan bisnis semata atau untuk mengisi pundi- pundi harta tanpa meemikirkan efeknya bagi anak dan bangsa.
(Emu Muslihat S)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H