Mohon tunggu...
Mahmud Thorif
Mahmud Thorif Mohon Tunggu... karyawan swasta -

_NothingImposible_

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Brilian

23 Mei 2013   09:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:09 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Yups, brilian. Mungkin itulah kata yang tepat untuk menamakan anak-anak yang cerdas luar biasa. Anak-anak yang selalu nangkring rangking satu di kelas atau bahkan sekolahnya.
Lantas apakah anak brilian bisa dibentuk? Ataukah anak brilian itu memang dilahirkan? Kalau bisa dibentuk apa saja caranya?
Banyak anak cerdas yang dilahirkan, sehingga orangtuanyapun tidak susah payah mendidik dan mengarahkan anak tersebut. Dia memang dilahirkan sudah dengan otak yang cerdas, sedikit saja gurunya menerangkan, dia sudah bisa memahami.Tidak terlalu banyak gurunya memberikan contoh, dia sudah bisa melaksanakan. Bahkan ada juga yang gurunya belum memberikan materi, dia sudah berusaha mencarinya.

Tidak sedikit pula anak brilian yang dibentuk. Saat dilahirkan kemampuan berpikirnya biasa-biasa saja, namun karena kemauan kerasnya, keinginan kuatnya dia bisa menjadi brilian. Orangtuanya juga mendukung dengan banyak membiayai untuk menjalankan les tambahan, mengundang guru privat sehingga jadilah ia anak yang brilian.
Sudah tentu anak brilian mempunyai banyak versi. Ada yang mengistilahkan anak brilian itu anak yang cerdas luar biasa, bahkan saat mengerjakan ujian akhir semester, misalnya, dia mendapatkan nilai sempurna.Iya, anak brilian identic dengan kesempurnaan. Ada juga yang beranggapan anak brilian anak selalu rangking pertama di kelasnya, selalu mampu mengerjakan tugas-tugas gurunya dengan baik dan benar tentunya. Dan masih banyak tentu apa itu definisi anak brilian.
Nah, ternyata di dalam agama ini, brilan saja tidak cukup. Cerdas saja belum cukup. Agama Islam mengedepankan akhlak, bukan otak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun