Mohon tunggu...
Elesia
Elesia Mohon Tunggu... Administrasi - I'm a writer

Penulis CERPEN ANAK Penulis PUISI

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Durian Sidikalang yang Tak Terlupakan

6 April 2019   22:28 Diperbarui: 6 April 2019   22:58 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa tahun lalu, ketika makan durian di kota Medan, saya bertanya kepada penjualnya dari mana ia mendapat buah tersebut. Tanpa ragu ia menjawab dari Sidikalang. Tak ada sedikit pun rasa was-wasnya kalau-kalau durian yang ia jual tak enak. Memang benar, saya bertanya bukan karena tidak enak, melainkan karena buah itu sangat enak. Bahkan belakangan, setiap makan durian, rasa itu yang menjadi standar di lidah saya. 

Kota Sidikalang adalah Ibukota Kabupaten Dairi. Salah satu kabupaten di Sumatera Utara. Dulu kala, kota ini terkenal dengan cita rasa kopinya. Di masa jaya-jayanya, masyarakat sangat makmur dari penghasilan kopi ini. Saya tidak tahu, di titik lintasan waktu yang mana, kopi menjadi menurun, dan berimbas pada pendapatan masyarakat. 

Sebenarnya, kopi dan durian tidak semuanya berasal dari kota ini. Namanya ibukota, tanah-tanah sudah dipenuhi ruko dan perumahan. Walaupun masyarakatnya ada yang bertanam kopi dan durian, pasti jumlahnya kalah dari kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten ini. 

Durian sendiri banyak berasal dari Tiga Lingga, Pardomuan, Bakkal, Parongil, dan beberapa kota lainnya. (Ini berdasarkan penuturan suami saya yang berasal dari kota Sidikalang) Kalau berdasarkan data, saya belum ketemu.

Mungkin pemerintah setempat bisa memetakannya lebih detail, sekaligus melakukan promosi untuk memperkenalkan kopi dan durian kepada masyarakat luas. Khususnya Durian.

Kita tahu sendiri, bila bicara tentang durian, orang akan mengingat Medan. Padahal, asalnya bukan dari sana. Bagaimana kalau pemerintah setempat mengambil momentum musim durian, dan membuat (semacam) festival?

Berbagai jenis durian dipamerkan di suatu tempat. Pengunjung dihibur musik dan nyanyian lokal. Kopi disuguhkan. Wah... betapa nikmatnya. Jika ini bisa dibuat setiap tahunnya, bisa jadi Sidikalang kembali pada masa jaya-jayanya, seperti halnya kopi dulu kala.

Saya ingat betul, ketika musim durian tiba, jalanan dibanjiri durian. Di trotoar menumpuk durian. Wanginya membuat Sidikalang seperti disemprot parfum berbotol-botol. Pengalaman ini saja menjadi relaksasi tersendiri bagi Anda yang terbiasa sibuk setiap hari.

Saya yakin, sama seperti pengalaman saya, jika Anda telah memakan durian Sidikalang, Anda akan sulit melupakan rasanya. Seolah rasanya menempel di lidah selamanya. Apalagi bila memakannya di kota asalnya. Jangan bayangkan harga yang mahal. Pengalaman saya, dengan selembar uang lima puluh ribu rupiah, Anda sudah puas. Bahkan bisa sampai gak sadar saking lezatnya.

Jika berkunjung ke Medan, sempatkanlah ke Sidikalang. Perjalanan darat berkisar empat jam dari Medan. Di sepanjang perjalanan, Anda akan disuguhi pemandangan khas pegunungan. Hawa udara yang dingin, akan kalah oleh nikmatnya durian.

Biasanya musim durian dimulai bulan September dan mencapai puncaknya di bulan Desember. Jika terhalang tiket pesawat yang mahal karena libur tahun baru, gapapa. Biasanya durian masih ada sampai bulan Februari. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun