Pernikahan adalah sesuatu yang sakral. Dan semua orang tahu itu, termasuk pribadi yang sudah dan yang akan menikah. Kesakralan itu jelas nampak dari heningnya, bahkan fokusnya semua keluarga pengantin dan tamu menunggu sang mempelai mengucapkan janji setia.
Kalau bicara tentang dana yang dihabiskan, mungkin bila dikonversikan tak beda jauh dengan sekarang ini.
Tak main-main memang dana yang dibutuhkan untuk membuat acara pernikahan, secara kan masing-masing pengantin pasti akan mengundang keluarga-keluarga besar, arisan, tetangga, perkumpulan ini itu dari pihaknya masing-masing. Semakin banyak tamu yang datang semakin bagus pula keluarga pengantin di mata tamu yang lain. Tapi sekarang itu tak lagi cukup.
Perhiasan, jenis seragaman keluarga inti, tas yang digunakan, bunga-bunga hidup di panggung penggantin, fotografer, Musik dan MUA Â kerap jari sorotan utama dan tolak ukur 'bagus' dari para penonton yang bernama 'tamu' di zaman edan ini.
Bahkan kadang ucap janji setia di rumah ibadah sering terganggu karena flash-flash kamera dadakan. Atau bisik-bisik tamu yang tak tahan untuk tidak berkomentar.
Ih, kok dipakenya heels yang kayak gitu. Macam mau kegereja aja dia!Â
Egois kali kayaknya si perempuan ini, udah lakiknya pendek dipakeknya pulak heels tinggi.Â
Tengoklah, kurang rapi salonnya si perempuan itu. Siapalah yang megang rambutnya itu ya!
Atau lebih parahnya, komentarnya melenceng ke mana-mana:
Loh, kok gak cantik baju mamak pengantin laki-lakinya? Yang gak diurus anaknnya nya?Â
Ago yamang, tengoklah dulu sepatu mertuanya itu, kayak gak bisa beli semir!Â
Kok gak kompak seragam orangtua mempelai ini!
Memang hal semacam itu gampang saja mengatasinya, jika keluarga pengantin sama-sama pro ke khusyuk-an pemberkatan dan resepsi adat. Jadi tak perlu pusing memikirkan bisikan-bisikan pengganggu.
Apa sih yang gak dikomentari orang zaman sekarang? Satu benangpun nampak diantara baju pengantin wanita yang penuh dengan batu swarozki, tetap saja bisa menjadi headline news. Kadang ketidakpuasan pribadi tamu membuat tamu yang lain menjadi tidak nyaman bahkan terpengaruh. Padahal belum tentu ia mampu membuat pesta pernikahan sesempurna itu.