Mohon tunggu...
M Zaenuddin
M Zaenuddin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Nostalgia Waktu

8 April 2019   10:11 Diperbarui: 8 April 2019   10:30 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan pada saat mendung tiba, kau berbalik arah menuju senja, jingga sudah tak lagi nampak, kau pun berlalu tanpa jejak.

Dan malam. Ya, dikala itu mendung mengurung rinduku, lalu aku coba menghadirkanmu untuk duduk menikmati malamku sebelum berlalu. Tapi aku tak mampu, sebab membayangkanmu teramat sulit untukku.

Dan siang. Siang itu aku juga tidak menyangka engkau hadir begitu saja saat aku terduduk dan terpejam di atas kursi kayu usang depan rumahku.

Engkau menyapaku lirih dengan senyuman sama persis ketika kita berbicara via telepon dahulu.

Apakah itu hanya fatamorgana ataukah yang lainnya?

Ahhh, entah kesunyian apa yang sedang mencumbuiku, pikirkanku tersapu oleh padatnya aksaramu dahulu. Rangkaian kata-kata itu pun masih menghujani sunyiku, hingga senja enggan menyapa.

Bojonegoro, 08 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun