Mohon tunggu...
novian satya
novian satya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

serang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Peranan Seni Rampak Bedug dalam Penguatan Kepribadian dan Karakter Daerah Pandeglang

18 September 2016   23:15 Diperbarui: 18 September 2016   23:20 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bedug merupakan salah satu jenis musik perkusi. Di tataran sunda bedug banyak digunakan sebagai media ritual keagamaan/upacara adat. Hingga pengaruh islam masuk kewilayah Banten, bedug masih digunakan untuk menandakan waktu solat telah tiba. Perkembangan berikutnya, bedug mempunyai fungsi cukup luas diantaranya untuk mendakan ada orang yang meninggal, sebagai isyarat terjadinya “sesuatu”, tibanya hari-hari besar islam (idul fitri/ idul adha). Alat bedug ini dibunyikan dengan pola tabuhan yang berbeda beda sesuai dengan kebutuhannya.

Di daerah pandeglang terdapat kebiasaan khusus bila tibanya perayaan idul fitri yaitu adanya ngadu bedug yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Pada acara ngadu bedug ini masyarakat memperlihatkan keterampilan menabuh bedug dengan motif variatif sesuai dengan kebiasaan dan kreativitasnya masing-masing.

Pada dekade tahun 197-an, tradisi ngadu bedug. Ngadu bedug merupakan salah satu tradisi adu bedug antar kampung kemudian dilestarikan diabadikan kedalam satu seni petunjukan rampak bedug melalui festival kesenian rampak bedug. Rampak bedug adalah puncak tradisi adu beduk dimana setiap group dapat memasukan unsur gerak dan lagu yang sebelumya dalam tradisi ngadu bedug tidak digarap khusus.

Pemain dan Waditra seni rampak bedug, Waditra yang digunakan merupakan perangkat tabuh perkusi seperti : begug Gebrag, dolongdong, tlingtit, anting kerep, anting carang dan antuk. Pola tabuh bedug yang juga bisa disebut lagunya terdiri dari : nantang, pingping cakcak, anting sela,rurudatan sela gunung, gedag limus.

Seni rampak bedug adanya di pandeglang karena di pandeglang wilayahnya berbukit-bukit pegunungan, untuk meberitahu jadwal solat oleh karena itu mengunakan bedug supaya terdengar, rampak bedug juga bagi masyarakat pandeglang yaitu symbol dari kejantanan, masyarakat pandeglang bisa terlihat jantan apabila bisa memainkan bedug dengan lama, bisa memainkan bedug dengan keras, bisa memainkan bedug dengan variasi, bias membuat bedug dengan panjang, bias membuat bedug dengan banyak. Jadi setiap kampung dipandeglang meiliki banyak bedug, siapa yang memiliki bedug paling banyak bearti dia paling banyak laki-laki jantannya.

Dari jaman dulu sampai dengan jaman sekarang kebudayaan itu sifatnya dinamis menyesuaikan dengan masyarakat, dengan kondisi jaman, pelestarian budaya tidak bearti mempertahankan yang sama, terpengaruh oleh kekuasaan, terpengaruh oleh apapun, dulu rampak bedug digunakan untuk alat komunikasi, untuk simbol kejantanan kalo sekarang untuk pertunjukan. Tampilannya sudah jelas berbeda dahulu bajunya cukup baju putih, sekarang sudah warna-warni, dulu memainkannya juga tidak dibayar sekarang dibayar. Satu seni bisa punah karena tidak bisa menyesuaikan dengan jaman, pola pikir masyarakat, kecuali bagi masyarakat-masyarakat tertentu.

Cara mempertahankan kebudayaan itu dengan cara melestarikan, maka kebudayaan itu akan bertahan, Cuma dalam mempertahankan itu ada, menjaga keutuhan, ada mengembangkan, ada memanfaatkan, ada perlindungan, makanya sekarang rampak bedug menjadi dicatat menjadi warisan budaya warisan bangsa Indonesia, karena agar tidak di klim. Dikembangkan dengan tambahan asesoris dibenahi ditata ulang, sesuai dengan kaidah seni petunjukan.

Bawasannya kesenian lokal yang kita miliki harus kita lestarikan dan dijaga eksistensinya terhadap perkembangan dunia dan jaman yang semakin modern. Media massa juga berperan penting untuk menerbitkan pemberitaan mengenai seni budaya karena pemberitaan tidak bisa di kesampingkan atau dilupakan sebab seni budaya sangat erat kaitannya dengan kebudayaan yang ada dilingkungan kita sendiri. Apabila pemberitaan tidak dipublikasikan kepada khalayak umum, maka pemberitaan seni budaya tidak akan berkembang mungkin akan dilupakan. Oleh karena itu pemberitaan mengenai seni budaya sangat penting dipublikasikan kepada khalayak umum.

-Novian S Raharja-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun