Mohon tunggu...
novian satya
novian satya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

serang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Semangat Rohendi dalam Melestarikan Budaya

26 September 2016   22:35 Diperbarui: 26 September 2016   22:46 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kesenian itu symbol dari budaya. Budaya itu adalah cara manusia agar bertahan hidup. Budi dan daya budi itu pikiran daya adalah upaya, pikiran untuk bisa Berjaya, pikiran ide bagaimana manusia bisa bertahan hidup dengan lingkungannya, makanya kebudayaan daerah tertentu akan berbeda dengan daerah yang lain.

Dari jaman dulu sampai dengan jaman sekarang kebudayaan itu sifatnya dinamis menyesuaikan dengan masyarakat, dengan kondisi jaman, pelestarian budaya tidak bearti mempertahankan yang sama, terpengaruh oleh kekuasaan, terpengaruh oleh apapun, dulu rampak bedug digunakan untuk alat komunikasi, untuk simbol kejantanan kalo sekarang untuk pertunjukan. Tampilannya sudah jelas berbeda dahulu bajunya cukup baju putih, sekarang sudah warna-warni, dulu memainkannya juga tidak dibayar sekarang dibayar. Satu seni bisa punah karena tidak bisa menyesuaikan dengan jaman, pola pikir masyarakat, kecuali bagi masyarakat-masyarakat tertentu.

Bedug merupakan salah satu jenis musik perkusi. Di tataran sunda bedug banyak digunakan sebagai media ritual keagamaan/upacara adat. Hingga pengaruh islam masuk kewilayah Banten, bedug masih digunakan untuk menandakan waktu solat telah tiba. Perkembangan berikutnya, bedug mempunyai fungsi cukup luas diantaranya untuk mendakan ada orang yang meninggal, sebagai isyarat terjadinya “sesuatu”, tibanya hari-hari besar islam (idul fitri/ idul adha). Alat bedug ini dibunyikan dengan pola tabuhan yang berbeda beda sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut saya kebudayaan itu adalah suatu kebiasaan orang atau masyarakat zaman dahulu yang telah menjadi tradisi, pada zaman itu dan dibawa pada ini

semangat melestariskan kebudayaan kita sebagai pelaku budaya kita otomatis kita mencintai budaya kita sendiri . orang yang mencintai kebudayaanya pasti tidak mau kalau kebudayaanya itu, tidak ingin apabila kebudayaanya menjadi tertinggal atau terlupakan. dari situlah semangat itu muncul untuk melestraikan kebudayaan itu agar tetap eksis di zaman modern dengan cara memperkenalkan kebudayaan ini kepada anak muda penerus generasi bangsa. degan begitu kebudayaan tak akan pernah terlupakan atau teringgal oleh zaman, selain itu kebudayaan juga harus mengikuti perkembangan zaman agar tidak terkesan kuno dan menarik perhatian masyarakat luar.

Mungkin untuk jaman sekarang ini sulit untuk memperkenal kebudayaan secara original, para budayawan..harus berinisiatif untuk mengembangkan suatu warisan kebudayaan, selain itu harus diadakan lebih banyak agenda semacam festifal kebudayaan.

Kebudayaan itu tidak akan terlestari dengan sendirinya kita sebagai pelaku budaya harus menjaga dan meletarikan kebudayaan yang kita miliki yaitu dengan cara memperkenalkan kebudayaan kita pada setidaknya masyarakat kita sendiri agar masyarakat lebih mengenal budayanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun