[caption id="attachment_158225" align="alignleft" width="242" caption="pergi untuk kembali..."][/caption]
Rabu, 26 Mei 2010 adalah hari terakhir Ibu Sri Mulyani Indrawati, mantan Menteri Keuangan RI, berada di Indonesia sebelum bertolak ke Washington DC, Amerika Serikat untuk memulai menempati jabatan barunya sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia pada 01 Juni 2010. Ibu Sri Mulyani sekitar Pukul 11.00 WIB meninggalkan kediamannya di Jalan Kertanegara Nomor 14, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan untuk selanjutnya bertolak ke Washington DC dengan menggunakan Singapura Airlines pada pukul 14.00 WIB.
Sebelum keberangkatannya tersebut, Ibu Sri Mulyani sempat menerima tamu dari para kolega dan sejumlah staf dari Kementerian Keuangan, diantaranya adalah Mar'ie Muhammad, mantan Menteri Keuangan masa orde baru, dan Tjiptardjo, Direktur Jenderal Pajak. Sementara tak luput pula kediaman Ibu Sri Mulyani diramaikan oleh kedatangan para jurnalis yang telah menunggu beliau sejak pagi.
Ibu Sri Mulyani yang ketika itu menggunakan blouse berwarna putih tampak cerah dan menjawab pertanyaan para jurnalis dengan ramah. Beberapa jurnalis sempat menanyakan beberapa hal, dari persiapan beliau menempati posisi baru hingga tanggapan atas mundurnya Anggito Abimanyu.
"Gimana perasaan hari ini Bu?" tanya seorang jurnalis mengenai perasaan beliau saat itu. "Ya berat, berdoa aja" jawab beliau singkat. Jawaban yang cukup mewakili, berat karena akan melakukan perjalanan yang cukup panjang, dan yang terutama adalah berat untuk meninggalkan tanah air.
Untuk persiapan menduduki jabatan barunya nanti di Bank Dunia, Ibu Sri Mulyani mengaku tidak ada persiapan apa-apa. "Nggak ada, nanti kan di sana ada masa inisiasi dan orientasi. Jadi tidak ada masalah. Nanti bisa mulai sesudah tanggal 1 Juni," tutur beliau. Ibu Sri Mulyani juga menuturkan bahwa setiba di sana, beliau masih butuh istirahat selama satu hari dikarenakan perjalanan panjang ke Washington DC, sebelum kemudian akan ada orientasi, dan sudah ada bundel-bundel yang harus dipelajari serta dokumen-dokumen untuk mempersiapkan diri.
"Ibu, jadi gimana kesannya selama ini bekerja dengan Presiden SBY? Seperti apa?" Ketika ditanya tentang kesan beliau selama lima tahun bekerja bersama membantu kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Sri Mulyani mengemukakan bahwa Bapak Presiden memimpin sebuah negara besar yang tak mudah. Dalam perjalanannya, banyak tantangan yang dihadapi. "Kita bantu saja agar semuanya baik. Indonesia harus lebih baik," pinta beliau. Sedangkan ketika ditanya bagaimana dengan kiprah beliau pada 2014 kelak, Ibu Sri Mulyani hanya membalas dengan guyon. "Masih lama, kita belajar masak aja dulu," canda beliau ringan.
Kepada para para jurnalis, Ibu Sri Mulyani juga tak lupa mengucapkan terimakasih beliau atas semua dukungan yang telah diberikan selama ini. Seperti yang dikemukakan oleh beliau berikut: "Kita bersyukur ya, hidup harus banyak bersyukur, atas segala nikmat, banyak diberi kesehatan. Jadi pada hari ini, saya mohon doa restu kepada semuanya. Terimakasih kepada teman-teman wartawan yang sangat telaten menunggui saya dari pagi tadi, saya mohon maaf. Karena memang sampai saat terakhir, saya harus melakukan beberapa persiapan, menyeleksi yang mau dibawa dan tidak dibawa. Jadi saya minta maaf sama media kalau mungkin ada yang kurang baik dalam hubungan selama ini. Terimakasih atas semua dukungannya, liputannya yang baik, dan selamat bekerja, semoga sukses.
Sedangkan pesan terakhir beliau untuk Indonesia maju, dituturkan beliau sembari menjawab pertanyaan mengenai tanggapan atas mundurnya Anggito Abimanyu dari Kementerian Keuangan. "Semua kita yang bekerja, ada waktunya. Kalau saatnya datang, kita datang, kalau waktunya kita harus pergi, kita harus pergi. Bila bekerja, kita pun bekerja dengan sebaik-baiknya. Saya rasa itu yang terbaik untuk negara ini, jadi kita harus kerja dengan kerelaan, dengan keridhoan. Dan ketika sudah selesai, kita pertanggungjawabkan. Dan kita harap yang meneruskan akan jauh lebih baik supaya Indonesia tidak pernah mundur, tetapi tetap maju."
Sebuah pesan yang bijak. Ada saatnya kita datang, dan ada saatnya pula kita harus pergi. Kedatangan dan kepergian itu, hendaklah diiringi dengan pengabdian dan kerja keras melakukan yang terbaik. Kini Ibu Sri Mulyani telah pergi meninggalkan Indonesia menuju tempat yang baru. Tetapi jejak kenangan beliau tak akan pergi dalam hati seluruh bangsa Indonesia. Semoga kepergian beliau hanya untuk sementara. semoga beliau kembali dengan harapan memajukan Indonesia yang jauh lebih baik. Amien.
Ibu... Pergi untuk kembali ya... Kami menunggu...