Mohon tunggu...
Empuss Imut
Empuss Imut Mohon Tunggu... -

lama banget ga nulisss.... :(

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Empuss: Dari Pet Society ke Kompasiana

28 April 2010   05:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:32 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_130913" align="alignright" width="300" caption="Game Pet Society di Facebook"][/caption]

Akhirnya setelah satu bulan menjadi warga Kompasiana, Empuss secara resmi memperkenalkan diri lewat sebuah tulisan khusus.

Siapa Empuss?

Satu tahun yang lalu Empuss adalah seorang Designer Interior untuk rumah pribadinya di Pet Society, salah satu game online di Facebook. Awalnya Empuss begitu menikmati profesinya. Namun, tak kurang dari empat bulan, Empuss pun memutuskan untuk pensiun. Lalu mati suri. Secepat itukah? Ternyata kucing kampung itu mengalami kejenuhan, dan ternyata lagi, kejenuhan itu dikarenakan Pet Society perlahan sudah ditinggalkan para warganya.

Seperti apa Pet Society itu? Sesuai namanya, Pet Society adalah game yang memungkinkan para gamers untuk memelihara hewan peliharaan di dunia maya, dan menjadi warga dalam sebuah komunitas. Di kota Pet Society, selain rumah pribadi dan rumah warga lainnya, terdapat pula fasilitas-fasilitas umum untuk memanjakan para warganya, dari toko makanan, toko pakaian, furniture, barang mewah, gadget, cafe hingga salon.

Satu tahun yang lalu Pet Society adalah salah satu game online di Facebook yang cukup populer, kepopulerannya bersanding dengan Mafia Wars. Pet Society yang dikembangkan oleh Playfish itu telah ada jauh sebelum FarmVille dan Poker lahir. Bahkan menurut Tempo Interaktif, Pet Society berada di urutan ke lima dari sepuluh games terfavorit di Facebook, setelah Mafia Wars, TexaS HoldEm Poker, FarmVille dan FishVille.

Empuss pertama kali terlahir sebagai warga Pet Society. Di Pet Society, salah satu kunci sukses untuk menjadi kaya dan memiliki rumah bagus adalah kerja keras dan banyak bergaul. Kerja keras seperti apa? Artinya si empunya pet dituntut untuk bermain game lebih giat (hehe, namanya juga game...), dan harus sering bersosialisasi, memiliki banyak teman dan saling berkunjung. Tanpa teman, pet tidak mungkin menjadi kaya dan memiliki banyak koin. Karena dengan berkunjung ke rumah teman, pundi-pundi koin pet akan bertambah. Nah, dengan koin-koin inilah, pet bisa berbelanja sepuasnya. Semakin banyak koin yang pet punya, semakin seru belanjanya... Namun dengan segala keindahan itu, Empuss lalu memutuskan untuk berhenti dari gemerlapnya Pet Society, bahkan perlahan mati suri dari dunia mana pun.

Kini setelah sekian lama mati suri, Empuss pun kembali lagi. Namun bukan sebagai warga Pet Society, tapi sebagai warga Kompasiana, setelah pertemuan tanpa sengaja dengan rumah sehat itu. Tak ada yang memaksa Empuss menjadi warga Kompasiana, tak ada bujukan, rayuan dan tipu muslihat (halah...) seperti ketika memulai bergabung di Pet Society. Bahkan tak ada seorang pun yang Empuss kenal di Kompasiana ini. Empuss benar-benar sendiri.

Namun, seperti halnya di Pet Society, salah satu kunci untuk tetap eksis di Kompasiana adalah kerja keras dan banyak bergaul. Artinya seorang Kompasianer harus bisa menghasilkan tulisan-tulisan yang berkualitas, dan banyak bersosialisasi dengan para kompasianer lain, saling menyapa dan saling memberi tanggapan.

Selama satu bulan menjadi warga Kompasiana, Empuss pun menikmati profesinya sebagai Citizen Journalist, seperti halnya dengan profesi Designer Interior di Pet Society. Lalu, akankah nasib Empuss akan sama seperti di Pet Society beberapa bulan ke depan? Akankah Empuss juga diliputi kejenuhan? Entahlah. Semoga saja kucing kampung itu tetap betah, karena menurut kabar yang beredar, Empuss sejatinya adalah bukan games lover, namun cukup menyukai dunia tulis menulis sejak dulu.

Lain Pet Society, lain pula Kompasiana. Tapi Empuss berharap Kompasiana selalu dicintai para warganya. Walau penuh dengan inovasi, tapi tanpa cinta dari para warganya, suatu komunitas perlahan akan ditinggalkan. Begitu pula sebaliknya, tanpa inovasi, cinta pun perlahan akan pudar dan sirna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun