Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Kemegahan Istana Ishak Pasha di Turki

16 April 2016   22:22 Diperbarui: 17 April 2016   02:09 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Istana Ishak Pasha difoto dari atas bukit (dok.pribadi)"][/caption]Nun jauh di ujung Turki ada sebuah istana megah yang nangkring di lereng Bukit. Istana itu cukup terkenal di kalangan wisatawan karena sangat indah dan megah dilihat dari berbagai sudut, dari atas, atau dari bawah. Kita juga bisa menikmati pemandangan yang sensasional pada saat sunset atau sunrise. Istana Ishak Pasha, atau dalam bahasa Turki disebut Ishak Pasha Sarayi, telah berdiri berabad-abad lamanya, semenjak kejayaan Islam di bawah kesultanan Ottoman.

Istana Ishak Pasha tidak berada di tempat se-populer Istanbul atau ibukota Ankara. Karena itu turis asing yang datang juga tidak terlalu banyak, kecuali orang-orang yang benar-benar suka berpetualang. Masalahnya, istana ini berada di dekat perbatasan Turki dan Iran. Tepatnya di kota Agri, provinsi Dogubeyazit. Jika hendak ke kota ini dapat menempuh perjalanan darat dengan bus. Dari Istanbul, ada bus yang langsung kemari dengan waktu tempuh sekitar 12 jam. Sedangkan dari Ankara dapat ditempuh sekitar empat jam saja.

Kota ini terbilang cukup sepi. Terminal bus yang ada hanya ramai dengan datang dan perginya bus sejak pukul 10.00 pagi hingga 14.00 siang. Setelah itu tak ada lagi bus yang keluar masuk. Oleh sebab itu, turis yang bermaksud menjelajah seluruh kota, harus menginap dulu, sebelum bisa melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Istana Ishak Pasha sendiri tidak begitu jauh dari terminal. Sayangnya tidak ada angkutan umum yang bisa membawa kita ke sana. Pilihannya ada tiga, jalan kaki, naik kuda atau menyewa taksi.

Wisatawan dari negeri Jepang dan Korea, pada umumnya senang berjalan kaki. Padahal untuk mencapai istana ini jalannya harus menanjak mendaki bukit. Saya tak sanggup mengikuti mereka karena lama tak berolahraga. Jadi untuk amannya, saya menyewa sebuah taksi dengan biaya 20 TL (Turkish Lira). Saya tidak tertarik naik kuda yang tentunya 'ngeri-ngeri sedap' jika berjalan di lereng tepi jurang.

Sebenarnya, Ishak Pasha adalah nama salah seorang penasehat kerajaan pada masa pemerintahan Sultan Mehmet II yang berkuasa pada tahun 1469-1472 Dia bukan orang Turki asli, melainkan keturunan Albania atau orang Yunani. Sebagian orang yang tidak menyukainya, selalu curiga bahwa dia hanya berpura-pura setia kepada Sultan. Bagaimana pun juga, dia berhasil mendirikan istana yang megah di tempat ini, pertanda kesuksesannya menjadi kepercayaan Sultan.

Turki sangat memelihara peninggalan sejarah karena menjadi andalan utama pariwisata. Begitu pula dengan istana ini yang tampak terawat dengan baik. Memasuki Istana Ishak Pasha, turis asing harus membayar sejumlah uang untuk tiket masuk. Setelah itu kita akan dipandu oleh guide setempat yang lancar berbahasa Inggris. Kita akan diajak melihat ruangan yang ada di sana satu persatu.

[caption caption="Saya berpose di dalam istana Ishak Pasha (dok. pribadi)"]

[/caption]Sebagaimana lazimnya istana kesultanan, maka istana ini dilengkapi dengan ruangan harem yang menyimpan perempuan-perempuan cantik kesukaan sang pemilik istana. Namun tidak ada perabot yang tersisa, hanya ruangan kosong dengan dinding bata yang kokoh. Kita bisa melihat pemandangan indah di bawah lembah melalui jendela batu. 

Burung-burung merpati tampaknya menjadi penghuni tetap istana ini. Ada tangga menuju ruangaan bawah tanah, tetapi kurang aman untuk dimasuki. Beberapa bagian sudah runtuh dan sedang direnovasi.

Namun untuk menikmati sebuah istana bersejarah, memang butuh penghayatan dan perenungan yang panjang. Sayangnya, kita tidak boleh menunggu sunset di dalam istana, karena pasti harus ditutup dan dikunci pokul lima sore waktu setempat. Jadi, saya juga terpaksa keluar sebelum senja menjelang. Namun kekecewaan itu terobati ketika saya berkesempatan menikmati indahnya sunset di Ishak Pasha ketika berada di kafe yang terletak di atas bukit, tak jauh dari istana itu sendiri.

[caption caption="indahnya sunset di Ishak Pasha (dok.pribadi)"]

[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun