Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Menanti PSSI Lahir Kembali

19 April 2015   22:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Keputusan Menpora membekukan PSSI menuai pro dan kontra. Terutama dari para pengamat dan simpatisan PSSI. Ada yang menyesalkan keputusan tersebut dan ada yang mendukungnya. Namun mayoritas masyarakat Indonesia yang sudah lelah menyaksikan kisruh di PSSI sangat antusias dan membela tindakan Menpora. Mereka mengharapkan bahwa dengan keputusan itu, akan terjadi reformasi di tubuh PSSI.

PSSI memang bikin  pusing. Bertahun-tahun selalu terlibat kemelut yang tak ada habisnya. Selama ini pemerintah telah memberi kesempatan agar PSSI bebenah, mengingat PSSI satu-satunya wadah sepakbola nasional yang diharapkan mampu membawa Indonesia berjaya di dunia internasiona. Apa lacur, kesempatan itu tidak dapat digunakan sebaik-baiknya. Maka tak salah jika Menpora kemudian membekukan PSSI.

Memang ada kekuatiran tersendiri dengan pembekuan tersebut. Di antaranya adalah takut terkena sanksi dari FIFA. Kedua, kelangsungan pertandingan antar liga. Dan ketiga, memikirkan nasib para pemain sepakbola yang bisa kehilangan mata pencaharian dengan pembekuan tersebut.

Penulis yakin, bahwa pembekuan ini hanya bersifat sementara, atau istilahnya mati suri. Pemerintah tentu sedang mencari solusi terbaik agar persepakbolaan di Indonesia tidak mandeg secara organisasi maupun secara prestasi. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan pemerintah, a.l:

1. Melakukan koordinasi dengan Fifa, agar tidak terjadi salah paham dengan menjatuhkan sanksi. Minta waktu kepada Fifa untuk membenahi sepakbola dalam negeri.

2. Menghilangkan conflict interest pada tubuh PSSI. Jauhkan PSSI dari kepentingan politik maupun  bisnis. Karena selama ini PSSI menjadi alat politik dan bisnis oknum tokoh tertentu.

3. Mencari orang-orang baru yang potensial menjadi pengurus PSSI. Mereka bisa berasal dari dunia sepakbola juga seperti bintang-bintang sepakbola yang pernah berjaya di masa lalu, atau tokoh-tokoh yang mempunyai empati terhadap PSSI dan berniat tulus memajukan persepakbolaan di Indonesia.

4. Mengubah sistem organisasi PSSI, secara struktural dan operasional agar bisa ditemukan terobosan untuk memajukan persepakbolaan di Indonesia.

5. ISL tetap berjalan sesuai jadual agar para pemain tidak kehilangan pekerjaan.

Sekarang, sebaiknya orang-orang yang terlibat cooling down dahulu.  Menpora akan memberikan kesempatan untuk bermusyawarah kepada semua pihak. Namun lebih baik jika memulai dari nol. Jangan menggunakan embel-embel organisasi, sehingga semua berada dalam posisi yang sama. Mudah-mudahan dengan demikian PSSI akan lahir kembali, jauh lebih baik dari kemarin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun