Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Infrastruktur Laut, Orientasi untuk Masa Depan Indonesia

1 Juli 2016   23:52 Diperbarui: 2 Juli 2016   16:52 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kapal ferry (dok.pribadi)

Selama  ini, pembangunan di tanah air tidak hanya bersifat Jawa Sentris, tetapi juga 'darat sentris'  Padahal, satu fakta penting yang ada di hadapan kita adalah dua pertiga bagian wilayah Indonesia berupa perairan atau lautan. Ini adalah anugerah Tuhan yang sangat kompleks. Lautan bukan hanya sumber daya alam yang bisa dinikmati, tetapi juga menjadi penyambung untaian mutu manikam dari Sabang sampai Merauke. Namun sayangnya, akibat 'darat sentris' tadi, maka pemerintah kita  lupa memaksimalkan potensi tersebut.

Luasnya wilayah Indonesia bukan alasan sehingga pembangunan menjadi timpang dan tidak merata. Memang membutuhkan kecerdasan, kejelian dan kepedulian untuk dapat memanfaatkan lautan yang terbentang sebagai perekat Nusantara. Nenek moyang kita (yang pelaut) itu sudah memberi contoh yang jelas, dengan berlayarnya kapal-kapal legendaris yang mampu menjelajah dunia. Maka mengapa kita justru mengabaikan hal itu? Kapal-kapal adalah jawaban yang gamblang untuk membangun Indonesia secara adil dan merata.

Dalam hal ini, the founding father, Bung Karno telah menyusun rencana pembangunan dengan melibatkan lautan. Salah satunya adalah mengerahkan armada kapal kapal untuk mengangkut hasil bumi dari satu daerah ke daerah lainnya. Dengan armada ini, distribusi kebutuhan makanan atau pun barang-barang tersebar merata ke seluruh wilayah Nusantara. Tidak ada daerah yang bakal kekurangan stok bahan pangan atau pun kebutuhan lain karena semua telah mendapatkan jatah dan kesempatan yang sama. Inilah sebenarnya rencana pembangunan Indonesia sentris. Rencana ini belum sempat terwujud karena digulingkan oleh Orde Baru. 

Tol Laut

Untunglah pemerintahan sekarang yang dipimpin Presiden Jokowi menyadari kesalahan tersebut dan mulai menggarap lautan sebagai urat nadi pembangunan Indonesia. Gagasan pertama yang diluncurkan Jokowi adalah tol laut yang membawa berbagai barang kebutuhan dari wilayah Indonesia bagian Barat sampai ke Indonesia Bagian Timur. Kita tentu tahu bagaimana harga barang-barang di Papua yang jauh lebih tinggi dari pulau Jawa. Misalnya harga sembako yang meningkat hingga dua atau tiga kali lipat. Dengan adanya tol laut  ini, banyak biaya yang bisa dipangkas dan harga-harga menjadi lebih murah.

Armada kapal yang dikerahkan untuk tol laut adalah kapal khusus angkutan barang yang berkapasitas besar. Kapal ini bisa mengangkut kendaraan-kendaraan berat dan juga barang-barang dalam jumlah yang besar, termasuk ternak-ternak yang dikirim ke wilayah Indonesia bagian timur. Pengelolaan dan pengoperasian kapal-kapal tol laut  berada di bawah kendali PT Pelni yang bekerja sama dengan pihak swasta terkait.  Armada kapal ini masih dalam jumlah yang terbatas. Pemerintah memerlukan anggaran yang lebih besar jika ingin menambah armada tol laut.

Jembatan apung

Tidak hanya sampai di situ, pemerintah terus mengembangkan potensi laut melalui instansi-instansi terkait. Baru-baru ini Kementrian PUPR akan membuat jembatan apung yang bisa menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya, satu desa dengan desa lainnya. Menurut rencana, jembatan apung ini akan dibangun di seluruh wilayah Indonesia. Pemerintah memandang bahwa jembatan apung sudah menjadi suatu kebutuhan penting mengingat Indonesia adalah negara kepulauan. Harus ada sarana dan prasarana yang memadai agar penduduk antar pulau bisa berinteraksi baik secara sosial maupun ekonomi.

Jembatan apung tidak memerlukan anggaran yang sangat besar, tetapi justru langsung menyentuh ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat. Sebagai pilot project adalah jembatan apung  di desa Ujung Alang, kecamatan Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah. Sebelumnya penduduk harus menyeberang dengan sampan. Teknologi apung menjadi alternatif utama karena jembatan konvensional sangat terbatas dan membutuhkan biaya besar. Sedangkan jembatan apung dapat dibuat lebih murah dan hebatnya bisa dibongkar pasang dan dipindahkan. Tinggal bagaimana harus disesuaikan agar mampu menahan bobot kendaraan yang cukup berat. Jembatan apung di Cilacap memiliki panjang 40 meter, dengan tinggi 14 meter dan lebar 1,5 meter. Pemasangan jembatan ini tidak memerlukan waktu lama. Dalam sebulan sudah bisa digunakan.

Kementerian PUPR mengembangkan jembatan apung yang bisa menyesuaikan tingginya dengan permukaan air. Jadi jembatan ini sangat fleksibel,  bisa digunakan dimana saja di seluruh Indonesia, sebab ketinggian gelombang laut di masing-masing daerah atau pulau tidaklah sama. Jembatan apung menjadi solusi yang mencerahkan problem tersebut. Jembatan apung sifatnya modular, artinya bisa dirakit. Satu kompartemen/ satu blok jembatan mampu menahan beban seberat 5 ton. Proses perakitannya akan disesuaikan dengan rancangan beban berat yang akan ditopang. Bagaimana mungkin jembatan apung bisa menahan beban berat? Itu karena jembatan apung terbuat dari beton. Walau dari beton jembatan itu tetap mengapung karena mempunyai rongga di tengah-tengahnya.

Teknologi apung ini tercipta setelah mempelajari kapal laut yang terbuat dari baja. Untuk memastikan daya tahan beton yang digunakan, ada campuran kimia khusus yang diberikan pada saat proses pengadukan material beton sebelum dicetak. Sedangkan di dalam rongga, diisi dengan stryrofoam. Hasilnya adalah blok jembatan yang kokoh dan tidak mudah bocor. Dengan sturktur tersebut, jembatan itu bisa dilalui kendaraan seperti truk dengan muatan penuh. Sebagai uji coba, nantinya akan dibangun jembatan apung di pulau Buton. Truk-truk pengangkut aspal Buton bisa lewat jembatan ini menuju pulau Muna sehingga memangkas waktu perjalanan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun