Semenjak meninggalnya sastrawan angkatan '45, Sitor Situmorang, maka sastrawan lima zaman yang tersisa adalah Gerson Poyk. Tahun ini ia merayakan usianya yang ke-85. Â Walau hari ulang tahunnya jatuh pada tanggal 16 Juni, tetapi baru dirayakan bersama-sama pada hari Sabtu 25 Juni 2016 yang lalu, sekaligus meluncurkan buku kumpulan puisinya yang bertajuk 'Dari Rote ke Iowa'. Acara berlangsung di Galeri Cipta II, kompleks Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat.
Sebelum peringatan Milad, acara pertama adalah talk show tentang perjalanan hidup seorang Gerson Poyk. Terutama bagaimana ia bisa hijrah dari Rote, NTT hingga ke Iowa, Amerika Serikat. Hadir sebagai pembicara, selain Gerson Poyk sendiri, ada penulis dan wartawan senior, Sari Narulita, Hana Rambe, Sori Siregar, DR Sunu Wasono, Peter Rohi, dengan moderator Riri Satria. Â Sejak sebelum dimulai, para sahabat, kerabat dan handai tolan telah menunggu. Hadir pula dalam kesempatan itu perwakilan dari Kedutaan Autralia.
Talk show terjadi diskusi yang membicarakan beberapa hal. Antara lain; tentang buku Dari Rote ke Iowa, kenangan masa lalu Gerson Poyk, kiprah Gerson Poyk di bidang sastra dan impian-impiannya akan dunia sastra Indonesia. Baru kali ini terjadi kupas tuntas perjalanan hidup Gerson Poyk. Karena itu semua hadirin, termasuk para mahasiswa dari berbagai universitas menyimak sastrawan sepuh yang masih aktif berkarya tersebut. Gerson Poyk adalah salah satu panutan dan guru bagi sastrawan lainnya.
Gerson Poyk telah memenangkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Â Ia meraih penghargaan Adinegoro dua kali. Bahkan Gerson Poyk pernah menjadi aktor terbaik dalam sebuah festival Drama Surabaya pada tahun 1956. Â Meski bergelut sebagai wartawan, Gerson Poyk menekuni filsafat yang kemudian mendominasi hasil karyanya. Kepergiannya ke Iowa adalah karena mendapat beasiswa untuk belajar di negeri Paman Sam tersebut. Pada harian Kompas tahun 1974, Gerson Poyk menuliskan perjalanannya ke Timor Portugis. Kini buku-bukunya telah diterjemahkan dalam lima bahasa; Inggris, Belanda, Rusia, Jepang dan Jerman.Â
Selesai talk show, adalah peringatan milad Gerson Poyk. Sebuah kue tart dengan lilin ber-angka 85 telah disiapkan. Sastrawan ini meniupnya dengan suka cita, dikelilingi oleh keluarga dan para sahabat. Semua hadirin menyanyikan lagu ulang tahun dengan penuh semangat. Ini adalah sebuah momen yang sangat berkesan, karena Gerson Poyk jarang sekali merayakan ulang tahunnya di depan umum. Karena itu, menjadi spesial bersamaan dengan peluncuran buku Dari Rote ke Iowa tersebut.
Usai perayaan milad dan peluncuran buku kumpulan puisi Dari Rote ke Iowa, acara berlanjut dengan pembacaan puisi dan cerpen. Selain itu ada pula musikalisasi puisi dan pantomim yang dipersembahkan oleh sastrawan-sastrawan muda pengagum Gerson Poyk. Mereka mempersembahkan aksi terbaiknya untuk menghormati Gerson Poyk. Semoga kelak mereka tumbuh menjadi sastrawan hebat sebagaimana para pendahulunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H