Setelah menjalani fit and proper test selama hampir lima jam, Jenderal Gatot Nurmantyo dipastikan akan menjadi Panglima TNI yang baru. Komisi I dan sepuluh fraksi di DPR RI telah memberikan persetujuannya terhadap calon tunggal yang ditunjuk Presiden Jokowi tersebut. Gatot Nurmantyo menggantikan Jenderal Moeldoko yang akan memasuki masa pensiun. Keputusan ini akan disahkan dalam rapat paripurna.
Sebagaimana biasa, Gatot harus memaparkan visi dan misinya sebagai Panglima TNI. Di hadapan anggota Komisi I, Gatot mengakui merasa panas. Ia dicecar banyak pertanyaan yang sama sekali tidak diduganya. Gatot tak mengira bahwa Komisi I ternyata sangat paham akan tugas-tugas TNI. Dalam visi misinya, Gatot juga merencanakan untuk melakukan modernisasi senjata dan alutsista lainnya untuk memperkuat pertahanan RI.
Gatot mengungkapkan akan mengatasi segala ancaman stabilitas nasional, termasuk serangan di dunia maya. Selain itu Gatot juga tak melupakan untuk meningkatkan kesejahteraan para prajurit. "Rencana strategis TNI; peningkatan kesejahteraan prajurit, pemeliharaan dan perawatan alutsista dan non alutsista," demikian uraian Gatot.
Persetujuan DPR disertai beberapa catatan. Di antaranya adalah penjagaan wilayah perbatasan dan mengatasi konflik di Papua. Memang akhir-akhir ini sering terjadi kasus pelanggaran batas wilayah NKRI yang dilakukan oleh negara tetangga. Selain itu Gatot diharapkan mampu memberi solusi dan terobosan-terobosan untuk dalam mengatasi berbagai masalah, termasuk konflik antara TNI dengan kepolisian. Begitu pula tentang sengketa lahan milik TNI dengan masyarakat.
Gatot juga diminta untuk membuat blue print sistem pertahanan supaya Indonesia tidak lagi kecolongan dalam menjaga wilayah kedaulatan NKRI. Karena itu peremajaan alutsista menjadi hal yang mutlak untuk dilakukan. Harus ada perimbangan antara jumlah alutsista dengan luasnya wilayah NKRI. Modernisasi persenjataan merupakan salah satu upaya untuk mencapai kekuatan pokok minimum TNI sebesar 68 % pada tahun 1019. Lalu akan menyempurnakan kekuatan hingga 100 % pada tahun 2024.
Penunjukan Gatot sebagai calon tunggal Panglima TNI sebelumnya menuai kritik. Hal ini disebabkan Presiden Jokowi keluar dari kebiasaan selama ini, yaitu bergilir antara AD, AU dan Al. Sedangkan Gatot berasal dari Angkatan Darat, sama dengan Jenderal Moeldoko. Namun akhirnya polemik ini mereda, setelah menyadari bahwa pengangkatan panglima TNI adalah juga termasuk hak prerogatif Presiden. Lagipula, Gatot memiliki rekam jejak yang baik sehingga tidak perlu diragukan lagi kredibilitasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H