Engkau yang melukis senja bersama kepak sayap burung-burung camar. Menghapus luka dengan goresan-goresan cinta. Â Dendam telah lama terkapar. Pada tepian pantai engkau mendendangkan selaksa rasa.Â
Aku bukanlah kapal yang sesat arah. Ketika engkau mampu mengendalikan badai. Mungkinkah laut tenang menjadi bubrah. Sedangkan di atasnya ada nakhoda yang piawai.Â
Engkau melukis senja bersama debur ombak. Yang menunggu bercengkrama dengan butiran pasir. Desau angin memaksa dedaunan menyibak. Merayu hingga jantung berdesir.Â
Mari bergandengan tangan menuju dermaga. Kita telah tiba dalam pelukan senja. Biarkan kita tenggelam dalam gelora cinta. Hingga jiwa kembali kepada-Nya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H