Tidak lama kemudian kami tiba di prasasti Batutulis. Bangunan yang menaungi tidak besar, dengan pagar besi di sekelilingnya. Masuk ke sini gratis, tapi situs ini dijaga kuncen yang merupakan keturunan dari keluarga Kerajaan Pajajaran.Â
Prasasti Batutulis berada di dalam ruangan yang diberi gorden berwarna hijau, tanpa jendela. Ada keterangan silsilah kerajaan Pajajaran di dinding yang bisa kita baca. Sedangkan jika ingin tahu lebih banyak tentang prasasti Batutulis ini, bisa ditanyakan pada penjaganya. Oh ya, kita bisa memberikan tips ala kadarnya kepada kuncen sebagai bentuk apresiasi menjaga peninggalan sejarah.Â
Di halaman, ada tiga buah makam kuno yang hanya berupa tumpukan batu-batu besar. Begitu pula dengan kepala nisan, berupa batu panjang tanpa keterangan. Banyak yang tak menduga bahwa tumpukan batu tersebut adalah makam kuno.Â
Setelah berfoto bersama di halaman bangunan yang menaungi prasasti, kami menyeberang ke istana Batutulis. Kamu tidak masuk karena butuh izin khusus untuk itu. Teman-teman sudah cukup puas dengan berfoto di depan gerbang istana Batutulis yang dulu merupakan tempat peristirahatan presiden pertama RI Soekarno.
Pemandian CipulusÂ
Nah kemudian kami menuju destinasi terakhir yang sama sekali belum direncanakan sebelumnya. Tadinya di stasiun, saya disarankan seseorang untuk ke pemandian Cipulus. Konon pemandian tersebut merupakan peninggalan kerajaan Pajajaran.Â
Saya berimajinasi bahwa pemandian tersebut serupa dengan Taman Sari di Jogjakarta yang digunakan para putri raja. Jadi saya mengajak teman-teman untuk ke sana.Â
Kami berjalan kembali ke arah stasiun karena situs ini ada di sisi rel, tepatnya berada di bawah istana Batutulis. Namun kami lalu tertarik melewati hutan kecil di sisi istana yang cukup terjal dan memacu adrenalin. Lumayan bisa blusukan ke semak-semak dan jalan setapak.
Keluar dari semak-semak, berhadapan dengan lokasi proyek di pinggir rel. Kamu lalu menyusuri rel kereta api untuk menemukan situs pemandian tersebut. Saya sempat menanyakan pada anak-anak yang sedang bermain di sekitar rel, lokasi pemandian tersebut.Â
Tak disangka ternyata lokasinya agak tersembunyi karena berada di bawah rel. Ada beberapa anak tangga turun, lalu bertemu dengan deretan kamar mandi yang mirip dengan toilet di fasilitas umum. Lho kok begini? Saya terbengong-bengong karena hal ini di luar ekspektasi.Â