Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Laksa Pak Inin dan Kehangatan Persahabatan

16 Juni 2023   10:42 Diperbarui: 16 Juni 2023   11:09 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepiring laksa Pak Inin (dok.pri)

Sabtu, 10 Juni yang lalu saya dan 14 orang lainnya bersuka ria di Bogor. Yup, kami bergabung dalam event kolaborasi Click -KPK ke Batutulis. Destinasi pertama adalah meluncur ke tempat yang paling jauh, yaitu Laksa Pak Inin di Cihideung. 

Seperti biasa, kamu berkumpul dulu di stasiun Bogor, sebelah alun-alun Bogor. Memang di sini tempat teduh karena ada pohon rindang, serta pemandangan menarik dari bangunan antik stasiun Bogor yang berdiri sejak 1881 ini. 

Ada mistery guess yang saya sendiri tidak tahu siapakah dia. Soalnya mas Rahab sangat pandai merahasiakannya. Saya terkejut sekaligus gembira setelah mengetahui orangnya. Ternyata dia adalah Indah Noing, yang sebelumnya saya ketahui sedang berada di Hungaria bersama keluarga. 

Setelah melepas kangen, kami berangkat dengan menggunakan taksi online menuju lokasi. Tidak terlalu lama sih, jaraknya kurang dari 6 km. Kebetulan perjalanan lancar, tanpa kemacetan yang berarti.

Di dalam mobil saya, semua perempuan termasuk mbak Indah Noing. Selain itu ada Sukma Tom, Diah Woro, Hidayah Qudus dan Sonta Friska Manalu. Mobil menjadi berisik dengan celoteh kami. Maafkan kamu ya Pak driver. Kami terlalu antusias dalam kegiatan ini. Maklum jarang ada pertemuan tanpa event. 

Laksa Pak Inin

Eh ternyata mobil kami yang pertama tiba di lokasi Laksa Pak Inin. Langsung saja saya masuk ke dalam dan memesan untuk rombongan pertama ini. Kebetulan dulu sudah pernah ke sini bersama komunitas Koteka, jadi sudah familiar dengan tempat ini.

Dengan sigap, warung yang dikelola keluarga tersebut melayani pesanan. Piring-piring berjejer dan diisi dengan laksa yang panas. Proses pembuatan bisa disaksikan langsung oleh pengunjung karena dapur justru menghadap ke jalan raya.

 Laksa Pak Inin itu sudah legendaris, berdiri sejak 1965. Meskipun begitu, tak banyak perubahan yang signifikan. Warung makan tetap sederhana, dengan dinding kayu. Namun ada deretan foto-foto berpigura di dinding yang memperlihatkan betapa banyak pesohor yang pernah menikmati laksa ini.

Hebatnya, memang soal cita rasa laksa juga mampu dipertahankan, tetap lezat. Padahal Pak Inin sendiri sudah digantikan oleh keturunannya. Bukti bahwa resep turun menurun sangat ampuh mendulang rezeki. 

Foto dulu sebelum makan (dok.pri)
Foto dulu sebelum makan (dok.pri)

Tiba waktunya kami menikmati laksa Pak Inin. Di depan kami sudah terhidang sepiring laksa dengan sebutir telur dan tahu. Kuahnya kental dengan bumbu yang juga kental. Rasanya agak manis, tetapi ada sambal yang siap melengkapi. Saya menambahkan tiga sendok sambal, sedangkan yang lain sampai lima sendok. Buat pecinta pedas, sambal ini memang kurang pedas. 

Kami makan dengan lahap, karena rasanya juga nikmat. Bertambah nikmat karena kebersamaan dengan teman-teman kompasianer. Pertemanan di Kompasiana lebih terasa hangat, persahabatan yang kadang juga mengarah pada persaudaraan. 

Makan dengan riuh karena sambil bercerita ngalor ngidul. Tiap meja tentu beda cerita. Tapi pada umumnya juga tetap menikmati apa yang terhidang. Apalagi ada gorengan dan sate sebagai pelengkap sepiring laksa. 

Usai makan, tidak lupa mengabadikan dalam foto dan video. Di sela-sela waktu, mas Rahab memberikan door prize kepada Mbak Indah Noing dan Ednadus yang baru pertama ikutan event ini. Mbak Indah Noing sangat surprise dan terharu menerima kaos Kompasianival 2022. 

Setiap tahun, mbak Indah Noing membersamai kami dalam Kompasianival dengan penyediaan rujak. Tradisi yang terbentuk sejak 2014 saat Kompasianival di TMII Jakarta. 

Tim KPK Gerebek dan Jelajah Click (dok.indahnoing)
Tim KPK Gerebek dan Jelajah Click (dok.indahnoing)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun