Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Makam Panembahan Senopati, Pilihan Wisata Religi Ramadan ke Jogjakarta

19 April 2023   18:13 Diperbarui: 19 April 2023   18:16 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petunjuk ke makam Panembahan Senopati (dok.pri)

Jogjakarta boleh dikatakan memiliki segalanya. Tidak hanya dikenal sebagai kota pelajar, tetapi juga sarat dengan tempat wisata dalam berbagai jenis. Ada wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah hingga wisata religi.

Perlu diingat, Jogjakarta memiliki peran penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Sejak masa penjajahan Belanda sampai zaman kemerdekaan. Hal ini pula salah satu sebab mengapa Jogjakarta mendapatkan status istimewa.  Saya sebagai orang yang lahir di Jogjakarta, sangat bangga.

Bulan suci Ramadan, banyak orang melakukan wisata religi. Nah saya mau merekomondasikan tempat wisata religi yang juga sangat bersejarah, yaitu cikal bakal kerajaan Mataram Islam Yang didirikan oleh Panembahan Senopati. 

Lokasinya ada di Kotagede yang merupakan ibukota pertama kerajaan Mataram. Kira-kira 100 meter dari pasar, Kita menuju Masjid Gedhe Mataram. Nah, Di samping masjid tersebut terdapat pintu gerbang menuju makam Panembahan Senopati. Nama asli Panembahan Senopati adalah Danang Sutawijaya, yang hidup dari tahun 1573-1601 Masehi. 

Pada mulanya makam ini adalah kompleks keraton. Karena itu, dilengkapi dengan pemandian putra dan putri.  Setelah ibukota kerajaan Mataram dipindahkan dari Kotagede, tempat ini dijadikan pemakaman raja-raja Mataram. Di sini ada makam ayah dari Panembahan Senopati yaitu Ki Ageng Pamanahan,  makam raja kedua, Mas Jolang, Dan keluarga lainnya. 

Waktu seakan berhenti di sini. Mungkin karena dinding-dinding bata kuno Yang membuat kita terlempar ke masa lalu, atau karena suasana yang melangutkan jiwa. Saya merasa khusyu dan khidmat menyelami kisah perjuangan Panembahan Senopati. 

Pintu ke area makam Panembahan Senopati (dok.pri)
Pintu ke area makam Panembahan Senopati (dok.pri)

Memasuki area makam Panembahan Senopati tidak bisa sembarangan. Wajib bagi wisatawan untuk mengenakan  pakaian tradisional seperti beskap untuk pria dan kain kebaya/ kemben untuk wanita. Kalau tidak membawa, bisa menyewa di tempat dengan membayar 50 ribu Rupiah.  Saya tidak masuk karena kuatir betah berada di pasarean Panembahan Senopati.

Kemudian saya melipir ke belakang, tempat Sendang Seliran, pemandian putri keraton. Di sini ada sumur keramat, banyak yang membasuh muka agar mendapatkan berkah. Selain itu Ada juga yang mandi di Sendang Seliran, biasanya supaya enteng jodoh.

Untuk selengkapnya, bisa dilihat suasana makam Panembahan Senopati dan Sendang Seliran di link akun Instagram saya di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun