Pada mulanya sudah ada satu pengrajin batik yaitu Sri Hartati. Dia mendirikan batik Pancawati pada tahun 2014. Tapi satu pengrajin tidaklah cukup untuk mengubah kampung Cibuluh menjadi kampung batik.Â
Kebetulan Dina pernah mengikuti pelatihan membatik yang diberikan kementerian perindustrian. Lalu dia berusaha agar ibu-ibu di kampung Cibuluh juga belajar membatik. Dengan begitu, ibu-ibu menjadi sumber daya manusia untuk memproduksi batik.
Dua sasaran yang ingin dicapai adalah menjadi produsen batik dan menjadi desa wisata. Satu hal yang perlu dipikirkan, bagaimana menjual batik yang diproduksi para pengrajin. Jika hanya dijual di toko atau pasar, tentu hasilnya akan lama. Karena itu harus ditawarkan kepada para wisatawan. Di sini pentingnya Kampung Batik Cibuluh sebagai desa wisata, agar ada wisatawan yang datang.
Untuk menarik kunjungan  wisatawan  ke kampung batik merupakan tantangan tersendiri.  Soalnya kampung Cibuluh merupakan desa yang padat penduduk. Akses ke dalam kampung hanya gang-gang sempit yang berkelok-kelok. Lalu muncul ide  kampung Cibuluh diubah menjadi kampung tematik. Gang-gang yang ada dibuat cantik dan menarik dengan mural dan motif batik.Â
Galeri batikÂ
Saya mengunjungi rumah-rumah yang dijadikan sebagai galeri batik. Secara keseluruhan , Â ada 40 pengrajin batik yang terbagi dalam 8 kelompok. Kelompok-kelompok itu adalah batik Melangit, Bumiku Batik, Melinda, Pancawati, Sadulur, Ceri M, Kedaung Kujang dan Gaji seri. Karena lahan terbatas, Â maka hanya ada lima rumah yang bisa dimanfaatkan sebagai galeri. Rumah yang pertama adalah dari kelompok batik Pancawati.Â
Seorang ibu juga sedang memperagakan cara membuat batik tulis. Dia membuat pola di atas kain dengan lilin "malam". Pekerjaan seperti ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian, maka tak heran jika harga batik tulis lumayan tinggi.Â
Namun selain batik tulis, juga ada batik cap yang lebih murah. Memang tetap tidak menggunakan mesin pabrik. Alat cap manual yang digunakan terbuat dari kayu. Di dalam rumah yang dijadikan galeri, dipajang batik tulis dan batik cap.Â
Kalau saya punya banyak uang, tentu sudah memborong batik-batik yang dijual. Banyak baju batik dengan model ciamik, menarik hati. Baik itu untuk laki-laki atau perempuan. Bahkan baju untuk anak-anak pun tersedia.Â