Barang-barang sekunder seperti baju, tas, aksesoris, telepon seluler baru, bukan barang yang urgen untuk dimiliki. Selama masih ada yang bisa dipakai, jangan tergoda untuk membeli barang baru.
3. Kurangi gaya hidupÂ
Gaya hidup seringkali menguras dompet. Kita mengurangi aktivitas nongkrong di kafe bersama teman-teman. Minum kopi atau sejenisnya dilakukan di rumah dengan biaya murah. Kalau bosan, modifikasi saja suasana di rumah agar mirip dengan kafe.Â
Begitu pula dengan hasrat bepergian. Jika uang pas-pasan, jangan memaksakan diri untuk jalan-jalan yang membutuhkan biaya tinggi. Simpan dulu uangnya untuk jaminan keuangan pribadi tahun depan.Â
4. Membuat perencanaan keuangan
Tidak ada salahnya membuat perencanaan keuangan perbulan. Ini bukan hanya menyangkut kebutuhan rumah tangga, tapi juga dalam segala hal. Kita mencegah pengeluaran yang tidak semestinya.
Apa yang bisa dihemat, lakukan saja. Misalnya ibu-ibu yang terbiasa jajan bakso, lebih baik uangnya ditabung. Sebab, kalau stok beras kosong, ibu-ibu juga yang bakal pusing. Demikian pula dengan para pria, cobalah berusaha mengurangi rokok yang kalau dijumlahkan pengeluarannya melebihi harga beras.Â
5. Hindari Utang
Utang sama sekali bukan solusi masalah keuangan. Dengan melakukan penghematan di setiap lini, utang dapat dihindari. Utang hanya akan mencekik leher orang yang melakukannya, apalagi jika menggunakan bunga yang tinggi.Â
Banyak jebakan utang yang sekarang menggoda masyarakat. Sebagai contoh, pinjol (pinjaman online) yang begitu mudah persyaratannya. Tapi praktiknya merupakan rentenir yang menjerat korbannya dengan bunga berbunga. Pinjol ini belakangan menjadi sarana penipuan menggunakan cara yang licik.Â
Utang yang secara halus ditawarkan adalah dengan istilah "pay later". Kita digoda membeli atau menggunakan jasa dengan pembayaran di belakang hari. Namun jika kita lalai atau lupa, tahu-tahu mendapat tagihan dengan bunga yang lumayan. Nah, lebih baik hidup sederhana tanpa utang daripada stres dikejar tagihan.Â