Siapa yang tidak mengetahui tentang Sarinah? Pusat perbelanjaan pertama yang dibangun pada era presiden pertama RI Soekarno. Sarinah menjadi salah satu ikon ibukota Jakarta, bahkan juga ikon Indonesia. Karena itu tak heran jika pernah menjadi sasaran bom teroris.
Sarinah sebetulnya adalah nama seorang wanita yang dahulu mengasuh Bung Karno saat masih kanak-kanak. Wanita sederhana yang menjadi gambaran kepribadian perempuan Indonesia, penuh kasih sayang, sabar dan bijaksana.
Saya teringat masa kecil ketika diajak almarhum Bapak ke gedung Sarinah. Saya takjub melihat kemegahannya. Waktu itu belum terlalu banyak gedung tinggi seperti sekarang. Sarinah menjadi tempat impian rakyat jelata. Saya senang sekali main kuda-kudaan di sana, yang menggunakan koin dicemplungkan.
Mungkin karena itu, puluhan tahun kemudian Sarinah menjadi tempat favorit saya. Lokasinya memang strategis, mudah dicapai dengan kendaraan apapun. Biasanya saya mampir makan dan ngopi di gerai McDonald's sambil menikmati suasana.Â
Kalau ingin membeli sesuatu yang berkualitas dan barang impor dengan harga yang tidak terlalu mahal, di sini tempatnya. Pusat perbelanjaan lain mematok harga yang lebih tinggi. Itulah sebabnya saya suka berbelanja di tempat ini.
Namun dua tahun terakhir, selama pandemi Sarinah ditutup untuk umum. Menteri BUMN, Erick Thohir memerintahkan renovasi secara besar-besaran untuk Sarinah. Kebetulan pengunjung sedang sepi imbas pandemi Covid 19, sehingga renovasi berjalan sesuai rencana.
Menurut Erick Thohir, Sarinah akan menjadi pusat niaga untuk UMKM. Produk yang masuk adalah kualitas ekspor, terbaik di kelasnya. Semua tenant yang merupakan franchise asing tidak akan ada lagi.
Nah, setelah cukup lama menanti, akhirnya Sarinah mulai dibuka kembali Senin, 21 Maret lalu. Ahai, gembira sekali saya mendengar hal itu. Tak mau ketinggalan jauh, saya meluncur ke Sarinah kemarin, Selasa 22 Maret, bersama seorang teman.
Meski harus menembus hujan angin, saya nekad ke Sarinah. Masuk melalui pintu samping kanan yang berseberangan dengan gedung Jakarta Theatre. Sebelumnya ada gerai Dunkin'donuts di sana, sekarang berubah. Ada gerai makanan Indonesia, serta kolam ikan.Â
Prokes tetap berlaku, termasuk pengecekan suhu. Saya menyusuri lantai dasar dengan interior indah. Plafon (langit-langit) dihiasi kerajinan  kayu dengan cita rasa seni yang tinggi. Di dalam, telah dijajakan aneka produk dalam negeri yang tertata rapi.