Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Halusinasi Antara Zelensky dan Joe Biden

18 Maret 2022   18:55 Diperbarui: 18 Maret 2022   19:17 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zelensky di depan kongres Amerika Serikat (dok.Time)

Halusinasi tampaknya sudah menjadi bagian dari perang. Entah itu bagian dari propaganda atau psy war, yang jelas selalu digunakan oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Kali ini juga menular pada negara yang menjadi boneka seperti Ukraina.

Beberapa hari yang lalu, presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyiarkan pidato agar Rusia menyerah. Ia mengatakan bahwa Ukraina telah memukul habis tentara Rusia, berhasil menjatuhkan 90 pesawat tempur dan menyandera tank-tank Rusia. Padahal yang terjadi adalah sebaliknya.

Secara logika, tak masuk akal negara sekecil Ukraina mampu mengalahkan Rusia. Sedangkan Amerika Serikat saja belum berani melawan musuh tersebut. NATO hanya mengirimkan senjata, tapi tidak bisa terjun langsung menghadapi Rusia dengan alasan Ukraina belum menjadi anggota NATO. Sebenarnya Ukraina disuruh bunuh diri oleh Amerika Serikat. 

Di saat lain Zelensky mengatakan sudah tidak mengharapkan pertolongan NATO dan Uni Eropa. Tetapi kemudian merengek pertolongan lagi pada Amerika Serikat dan sekutunya. Zelensky masih mengharapkan NATO mengirimkan pasukan untuk membantu Ukraina.

Kemarin Zelensky diberi kesempatan untuk berpidato secara online di hadapan kongres Amerika Serikat. Di situ ia mengingatkan bahwa Ukraina ibarat  Amerika Serikat ketika Pearl Barbour diserang. Ia juga menyamakan dengan peristiwa 11 September yang menghancurkan dua menara tertinggi di Amerika Serikat. Dua contoh yang tidak relevan, karena berbeda sebab musababnya. 

Lantas, Joe Biden menyebut bahwa Vladimir Putin, presiden Rusia adalah penjahat perang. Ini seperti kata pepatah "buruk muka cermin dibelah". Dia melupakan ribuan rakyat yang tewas di Timur Tengah karena invasi Amerika Serikat dan sekutunya.

Peristiwa di Lybia, Yaman, Suriah, Palestina, Irak dan negara-negara lain yang masih hancur lebur hingga sekarang. Mereka harus bertanggungjawab, tetapi tidak pernah mengaku sebagai penjahat perang.

Halusinasi lain dari Joe Biden, mengancam Cina agar tidak membantu Rusia. Ini agak menggelikan. Tidak ada yang dapat melarang Cina dalam hal apapun. Negara tirai bambu itu tidak memiliki ikatan dengan Amerika Serikat dan sekutunya.

Kalau Amerika Serikat mengancam akan memberlakukan sanksi untuk Cina, ini sungguh halusinasi tingkat tinggi. Dalam perang dingin antara Amerika Serikat dengan Cina, yang kewalahan adalah Amerika Serikat karena perekonomian menurun drastis. Sementara Cina tetap eksis dengan perekonomian yang semakin meningkat. 

Lagipula, beberapa sekutu tidak sepakat dengan Amerika Serikat mengenai sanksi. Jerman, Portugis, Irlandia, bahkan Arab Saudi tidak mau ikutan. Joe Biden ibarat berteriak sendirian di hutan belantara yang dia ciptakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun