Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerupuk Melarat Cirebon Digoreng dengan Pasir

4 November 2021   13:37 Diperbarui: 4 November 2021   13:40 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerupuk Melarat (dok.antaranews.com)

Pernah melihat kerupuk dengan warna mencolok terpampang di pinggir jalan Pantura? Yup, kerupuk warna warni tersebut dikenal dengan sebutan kerupuk melarat Cirebon. Karena memang asalnya dari Cirebon dan sekitarnya. Meskipun sekarang bisa kita temukan di tempat lain.

Saya suka sekali makan kerupuk ini, rasanya gurih dan renyah. Bahkan ada yang memakannya sepiring dengan disiram sambel, menjadi cemilan yang asyik. Tapi dulu saya heran kenapa namanya kerupuk melarat.

Ternyata ketika awal munculnya kerupuk ini pada tahun 1926 di Cirebon, namanya bukan kerupuk melarat, tapi kerupuk mares. Asal kata mares adalah tanah dan ngeres, yang dimaksud yaitu pasir kasar. (Ngeres berarti berpasir/berdebu).

Perubahan nama kerupuk mares menjadi kerupuk melarat terjadi pada tahun 1980-an. Julukan kerupuk melarat diberikan orang kota yang menganggap kerupuk ini simbol orang miskin. Kerupuk melarat adalah cemilan yang terbuang.

Namun kalau dilihat dari sejarahnya, memang kerupuk ini tercipta karena kondisi perekonomian yang sangat buruk. Resesi ekonomi melanda dunia pada tahun 1920-an. Belanda yang sedang menjajah kita juga terpukul dan berimbas pada Indonesia.

Maka, karena penduduk tak mampu membeli minyak, mereka mencari cara untuk menggoreng. Terciptalah ide menggoreng kerupuk dengan pasir yang mudah didapat di pantai. Ingat, Cirebon dan jalur Pantura bersisian dengan laut.

Kemudian kerupuk melarat eksis di Pantura. Banyak yang membeli untuk oleh-oleh atau hanya sekedar cemilan dalam perjalanan. Harganya murah meriah, terjangkau untuk kita.

Justru sekarang kerupuk melarat ada dimana-mana. Saya melihat juga di jalur Puncak-Jonggol. Juga menemukan kerupuk ini ada di daerah Banten. Kerupuk melarat menjadi viral, cemilan sejuta umat. 

Sebetulnya mengonsumsi kerupuk melarat cukup baik karena tidak menggunakan minyak, jadi non kolesterol. Jangan kuatir bahwa makanan ini jorok atau kotor. Pasir yang digunakan untuk menggoreng, dicuci dahulu, dijemur, disaring dan diayak. Aman untuk dikonsumsi.

Kalau mau mencoba berbisnis kerupuk melarat bisa saja, modalnya kecil. Saya belum melihat kerupuk ini dijual di toko online lho.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun