Di Afghanistan hanya ada dua kelompok yang selalu berhadapan yaitu Mujahidin dan Taliban. Keduanya tidak membuat rakyat Afghanistan tentram dan damai.
3. Mendorong pemerintahan berdasarkan syariat Islam. Hal ini sangat menggelikan. Turki yang mereka puja juga bukan negara yang berdasarkan syariat Islam. Di Turki, kehidupan bebas seperti Eropa Barat.
Kebanyakan negara-negara yang memaksakan hukum syariat Islam justru sulit untuk maju. Karena rerata memiliki pemikiran yang sempit, pandangan mereka berdasarkan kacamata kuda.
4. Penduduk Afghanistan tidak terdiri dari banyak suku dan agama. Sedangkan di Indonesia, terdapat ratusan suku bangsa dengan adat istiadat masingmasing. Tidak mungkin mengingkari keberadaan mereka, karena itu para pendiri bangsa mempersatukan dalam NKRIÂ
Wilayah Afghanistan juga tidak seluas wilayah Indonesia. Perlu dicamkan, Indonesia adalah negara kepulauan yang luasnya melebihi Amerika Serikat. Tidak bisa disamakan dengan Afghanistan.
Jadi, untuk pendukung Taliban, cobalah untuk berpikir waras. Jangan karena ada syahwat kekuasaan, membantu menyuburkan kelompok ekstrimis sehingga merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H