Tradisi ini dimaksudkan agar lelaki Baduy mengetahui dunia luar, selain lingkungan tempat tinggal. Mereka belajar banyak hal, bahkan juga bahasa Indonesia. Beberapa lelaki dari Baduy Dalam malah bisa berbahasa Inggris.
Mereka membawa madu sebagai bekal, jika membutuhkan uang maka madu itu dijual. Tetapi mereka bukan pengemis, menjual adalah pekerjaan halal.Â
2. Penjaga kelestarian hutan. Masyarakat suku Baduy merupakan orang-orang yang menjaga keseimbangan alam. Mereka tidak menebang pohon seenaknya, tidak membuang sampah sembarangan. Justru yang mengotori lingkungan adalah para pendatang atau wisatawan.
Masyarakat Baduy Dalam tidak menggunakan zat kimia. Mereka tidak memakai odol, sabun dan semacamnya. Bahkan mereka juga tidak menggunakan listrik.
3. Perilaku halus. Mereka, terutama masyarakat Baduy Dalam bertutur bahasa secara halus. Tidak suka menghina, berbohong atau merendahkan orang lain.Â
Tetapi jangan salah, jika ada wisatawan yang melanggar adat istiadat di sana, bakal ada sanksinya. Mereka teguh memegang adat istiadat.
4. Taat dan menghormati pimpinan. Tetua adat Baduy sangat dipatuhi oleh masyarakat Baduy. Boleh dikatakan dia adalah tokoh yang menjadi pemersatu, pengayom masyarakat Baduy.
Berbeda dengan orang luar yang merasa dirinya pintar, berani menghina seorang presiden yang Nita menjadi pemimpin sebuah negara. Masyarakat Baduy tidak pernah berbuat seperti itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H