Anak-anak ketika masih kecil terlihat sangat lucu. Mereka begitu polos bertingkah dan bermain. Kita sering merasa terhibur dengan perilaku bocah-bocah itu.
Namun ketika mereka berangkat remaja, situasi itu akan berubah. Kita dihadapkan berbagai macam persoalan. Mulai dari krisis identitas diri hingga masalah seksualitas.
Orang tua yang masih berpikiran kolot, sering menganggap tabu urusan seks. Bahkan tentang organ intim pun tak mau membicarakan. Padahal ini sangat penting agar anak-anak mengerti dan tidak salah jalan.
Kalau mereka bertanya pada orang yang tepat, bersyukurlah karena mereka akan baik-baik saja. Tapi ada yang justru terjerumus pada pergaulan yang salah. Ini bukan salah anak, tetapi orang tua yang tidak pandai memberi pengarahan.Â
Menjaga anak perempuan lebih sulit bagi sebagian orang. Sebab, jika salah didik dan salah pergaulan, akan matang sebelum waktunya. Anak perempuan bisa kecemplung pergaulan bebas yang merugikan.
Karena itu sangat penting untuk memberikan pendidikan seks kepada anak remaja, terutama para gadis. Jika ada pertanyaan dari mereka, kita harus bisa menjelaskan dengan baik.
Sebagai contoh, dahulu salah satu keponakan saya bertanya tentang menstruasi atau haid. Dia tidak berani bertanya pada ibunya karena takut dibentak.
Pertanyaan pertama tentang haid itu apa dan bagaimana. Pertanyaan kedua, mengapa temannya yang baru kelas lima SD sudah mendapatkan menstruasi sedangkan dia belum.
Mau tak mau saya harus menjelaskan secara ilmiah dengan bahasa remaja. Bagaimana pun saya tidak ingin dia bertanya pada orang yang salah dan mendapat jawaban yang menyesatkan.Â
Lalu saya berpikir, berapa banyak anak gadis yang dalam kebingungan menghadapi masa remaja? Apalagi setelah mereka mengalami menstruasi. Pertanyaan mereka selanjutnya pasti tentang pergaulan anak lelaki dan perempuan.Â