Menggunakan moda angkutan umum menjadi kebutuhan masyarakat kelas menengah ke bawah. Bagaimana pun, ongkos murah menghemat pengeluaran sehari-hari. Tetapi kita harus mewaspadai si panjang tangan alias copet yang mengincar hape dan dompet di dalam tas.
Saya belum pernah kecopetan (mudah mudahan tidak pernah), tapi beberapa kali memergoki aksi pencopet. Sebetulnya saya juga pernah nyaris dicopet, beruntung saya segera mengetahuinya.Â
Ada dua tipe pencopet, pertama adalah yang melakukan aksinya sendirian. Kedua, pencopet yang berkelompok. Tipe kedua ini lebih berbahaya. Karena mereka bisa berbuat apa saja jika ketahuan mencopet, termasuk melakukan kekerasan.
Di bawah ini cara pencopet melakukan aksinya:
1. Pencopet yang hanya mengandalkan kecepatan tangan. Dia tidak menggunakan trik khusus, tapi kelihaian tangan dalam membuka resleting tas dan mengambil dompet. Ini biasanya dilakukan pencopet yang sendirian.
Bila kita lengah, asyik melamun atau memperhatikan satu arah saja ke depan, pencopet akan mendekati perlahan dari belakang. Setelah itu tangannya segera beraksi dengan cepat, mengambil dompet atau hape. Setelah berhasil, ia segera turun di sebuah tempat. Kita baru sadar setelah kendaraan bergerak jauhÂ
Saya pernah nyaris kena copet ketika naik metromini. Saya berdiri karena tidak mendapat tempat duduk. Di tengah jalan, saya merasa ada tangan berusaha membuka tas yang tergantung di bahu sebelah kanan.
Refleks saya menoleh kepada si empunya tangan,"Mau apa buka tas saya?"
Suara saya datar dan dingin. Si copet  buru-buru menarik tangannya. Dia cengengesan salah tingkah, lalu melompat turun walaupun metromini sedang berjalan. Saya malas mengejarnya, toh dia tidak berhasil.
2. Menggunakan map atau tas besar untuk menutupi tangan yang sedang membuka tas si korban. Ini juga dilakukan oleh copet yang sendirian. Dia membawa map besar yang seperti kita menyimpan berkas.
Di Pasar Minggu saya melihat copet merapat ke penumpang yang hendak naik angkutan umum. Jarak antara dia dan korban ditutupi map yang dibawanya, sementara tangannya masuk ke dalam tas si korban. Beruntung hal itu diketahui sopir angkot dan buru-buru menjalankan mobilnya. Si copet gagal mengambil dompet.