Tak dapat dipungkiri bahwa dahulu saya sering merasa iri jika seseorang mendapat parsel menjelang lebaran. Dalam hati, beruntung banget dia, banyak orang yang memberi perhatian kepadanya.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, saya semakin menyadari bahwa pengiriman parsel berkaitan erat dengan kedudukan sosial seseorang dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Jika dia seorang pejabat di lembaga pemerintahan atau swasta, ada kemungkinan akan menerima parsel.
Selain itu ada juga tokoh-tokoh masyarakat dan pimpinan organisasi yang juga menjadi sasaran pengiriman parsel. Sedang jika seseorang tidak memiliki kedudukan sosial apapun, sangat kecil kemungkinannya mendapatkan kiriman parsel.
Jadi saya harus tahu diri, apalah artinya saya ini. Saya cuma sebutir pasir di pantai yang luas. Saya bukan siapa-siapa, dan tidak pernah dianggap apa-apa. Apalagi saya seorang introver yang tidak suka menonjolkan diri, hanya memperhatikan dalam diam.
Sebagai contoh, ibu angkat saya penulis novel dan mantan ketua LSF, almarhumah Titie Said, selalu menerima puluhan parsel di rumahnya. Parsel itu berasal dari produser, bintang film dan sutradara. Ada pula dari teman sang suami yang pensiunan perwira polisi. Jelas, parsel-parsel itu berkaitan dengan kedudukan dan jabatan yang dimilikinya.
Pimpinan saya di sebuah partai juga sering mendapat parsel. Entah itu dari sesama politikus atau dari pimpinan daerah serta pengurus lainnya. Begitu pula pimpinan organisasi yang lain, menerima parsel-parsel dari anak buah dan relasi.Â
Nah, untuk orang yang biasa-biasa saja, tak usah berharap mendapat kiriman parsel. Kecil kemungkinannya ada orang yang mau mengirim parsel untuk orang yang "tidak berarti", tidak mempunyai kedudukan sosial yang tinggi. Kecuali parsel itu berasal dari sahabat atau kerabat.
Ada juga sih peluang untuk mendapatkan parsel dari giveaway atau pengundian dari sebuah acara. Tapi memang belum pasti menang, kalau beruntung dan sudah rezeki, bisa mendapatkan parsel itu.
Maka saya lebih fokus untuk mendapatkan "parsel" dari Tuhan yang Mahakasih. Dan parsel terindah adalah meraih kemuliaan malam seribu bulan atau Lailatul Qadar. Bagaimana dengan kalian?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H