Saya banyak mengenal masjid-masjid yang ada di Jakarta, terutama yang berada di wilayah Jakarta Pusat. Ini karena saya punya hobi keliling masjid. Tetapi masjid yang paling saya sukai dan menjadi favorit adalah Masjid Cut Meutia, Menteng.
Masjid Cut Meutia berada di jalan Cut Meutia, kecamatan Menteng. Gedung masjid ini dibangun pada masa penjajahan Belanda. Dahulu fungsinya adalah sebagai kantor administratif, bukan tempat ibadah. Hanya saja perkembangannya di bawah pemerintah Indonesia berubah menjadi masjid.
Ada beberapa alasan mengapa masjid ini menjadi favorit saya. Pertama, letak masjid ini sangat dekat dengan stasiun Gondangdia. Inilah masjid yang lokasinya paling dekat dengan stasiun. Ibaratnya, tinggal beberapa langkah saja sudah sampai.
Jadi, misalnya mau melakukan kegiatan yang tak jauh dari Gondangdia, turun dari stasiun bisa mampir dulu ke masjid untuk menjalankan ibadah salat. Begitu pula jika mau pulang ke rumah, mampir dulu untuk salat agar tidak tertinggal gegara perjalanan naik kereta. Saya senang bisa salat berjamaah di masjid ini.
Kedua, letaknya sangat strategis, dekat dengan pusat kantor-kantor kementerian. Juga tidak jauh dari Sarinah, kantor Gubernur DKI Jakarta dan Monas. Saya cukup berjalan kaki saja ke tempat-tempat itu.
Ketiga, halaman luas dan rindang. Di sekitar masjid Cut Meutia dipenuhi pohon-pohon besar yang rindang. Pohon-pohon ini terpelihara dengan baik, mengalirkan udara yang sejuk dan melindungi dari sinar matahari. Taman masjid Cut Meutia menjadi tempat beristirahat yang asyik.
Keempat, ada banyak jajanan enak dan terjangkau di sekitar masjid. Ada bebek cabe hijau, sate Padang, batagor, mie ayam dll. Orang-orang yang berkantor di sekitar ini membeli makan siang di sini.
Kelima, dalam masjid terasa nyaman. Bukan hanya karena ada AC, tapi juga karena terjaga kebersihan. Kitab-kitab suci dan buku-buku agama tertata dengan rapi, bebas dibaca jamaah. Selain itu mukena yang disediakan berjumlah banyak dan selalu dicuci seminggu sekali.
Keenam, masjid ini selalu menyediakan makanan berbuka puasa. Meskipun bukan bulan Ramadan, di bulan-bulan biasa ada makanan untuk yang melaksanakan puasa sunah, yaitu setiap hari Senin dan Kamis. Â Banyak donatur yang senang bersedekah.
Ketujuh, masjid ini hanya sepuluh meter dari (bekas) kantor saya. Jadi setiap salat saya selalu mlipir ke sini agar bisa berjamaah. Setelah itu duduk tenang dan mengademkan pikiran. Saking seringnya saya ke sini, staf masjid yang perempuan menjadi sangat akrab dan sering memprioritaskan saya dibandingkan orang lain yang datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H