Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mendongkrak Papua sebagai Destinasi Wisata Dunia

25 Maret 2021   14:16 Diperbarui: 25 Maret 2021   14:29 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Papua, pulau paling timur Indonesia tidaklah begitu populer dibandingkan pulau-pulau lainnya di Indonesia. Pemberitaan mengenai Papua justru lebih banyak mengangkat  hal-hal yang negatif dari pulau ini. Misalnya seperti kemiskinan, kelaparan, perang antar suku hingga upaya memerdekakan diri dari NKRI. Padahal berita-berita tersebut Sebagian tidak benar, melainkan dipolitisir oleh kelompok tertentu.

Banyak hal yang baik dan positif dari Papua. Salah satunya adalah keindahan alamnya. Sayangnya, kelebihan Papua selama ini hanya bisa diketahui melalui acara National Geographic atau acara sejenis di televisi. Syukurlah  beberapa tahun terakhir, kecantikan Raja Ampat sudah terekpos, sehingga masyarakat internasional mulai mengenal Papua.

Namun sebetulnya banyak yang belum diungkap dan dieksplorasi mengenai Papua. Alam yang indah tidak hanya Raja Ampat, masih banyak yang belum dipublikasikan. Selain itu ada unsur budaya yang menarik dan potensi perekonomian yang belum dikembangkan. Sudah saatnya Papua mendapat perhatian yang lebih tinggi, tentu dengan bantuan dan dukungan beberapa pihak. Selain pemerintah, juga lembaga-lembaga dan perusahaan yang terlibat di Papua.

Pariwisata menjadi potensi utama yang bisa meningkatkan perekonomian di Papua. Kalau mau menjadi destinasi wisata dunia, maka harus diikuti dengan penyediaan fasilitas yang prima. Hal inilah yang menjadi kelemahan pariwisata di Papua maupun daerah lainnya. Minimnya akses, fasilitas dan publikasi telah menghambat kemajuan pariwisata.

laut Papua (dok.wonderfulindonesia)
laut Papua (dok.wonderfulindonesia)
Sebagai seorang traveller, saya merasakan betul bahwa berwisata di negeri sendiri ternyata lebih sulit daripada di negeri orang. Kesulitan transportasi hingga masalah jaringan internet yang sekarang menjadi andalan untuk menyebarkan berita ke seluruh dunia. Bayangkan, saya biasa mengunggah suatu tempat eksotis dengan aku media sosial, lalu tanpa jaringan internet menjadi terhambat. Kesulitan ini akhirnya ditangkap oleh PT Telkom Indonesia.tbk. yang kemudian mengerahkan jaringan IndiHome ke Papua.

Apa saja yang bisa kita eksplor dari Papua?

  • Keindahan alam. Selain Raja Ampat, Papua kaya akan kepulauan kecil yang indah, dengan air laut bening membiru. Ketahuilah, bahwa di perairan  laut Papua terdapat jenis-jenis ikan yang langka, yang tidak bisa ditemukan di wilayah lain. Keindahan bawah laut ini merupakan kenikmatan diving yang luar biasa.
  • Misalnya di Papua Barat, jangan melewatkan kesempatan untuk diving di sini. Dari atas permukaan air laut saja kita bisa melihat karang dan rumput laut yang tumbuh berwarna-warni. Begitu pula ikan yang berenang lalu lalang, besar dan kecil aneka rupa. Ini adalah pemandangan yang menakjubkan.
  • Fauna dan flora langka di hutan liar Papua. Hutan-hutan Papua Sebagian besar masih asli dengan tanaman langka dan binatang langka. Masih ingatkah pada burung Cendrawasih? Burung yang indah ini hanya terdapat di Papua. Saking cantiknya burung Cendrawasih, maka dikatakan sebagai burung dari surga, karena itu dijadikan sebagai ikon Papua. Sayangnya burung ini juga di ambang kepunahan karena diincar pemburu liar untuk diawetkan atau diselundupkan.
  • Kita perlu mengangkat masalah ini agar burung Cendrawasih diselamatkan. Dengan publikasi secara besar-besaran, kita membangkitkan kesadaran masyarakat Papua, seluruh rakyat Indonesia dan masyarakat internasional untuk berupaya maksimal menyelamatkan spesies burung langka tersebut. Jangan sampai burung  Cendrawasih hanya menjadi kenangan, tidak diketahui oleh generasi berikutnya.
  • Mempopulerkan seni asli Papua. Selama ini kita tahu tentang seni patung (pahat) suku-suku di Papua. Sedangkan pakaian tradisional mereka dikenal dengan koteka. Ada pula tari-tarian, seperti tari perang, tari menyambut tamu dan saat panen atau berburu. Tetapi ada acara yang lebih elegan memperkenalkan seni tersebut.
  • Salah satunya adalah dengan kain batik bermotif tradisional Papua. Misalnya kain batik bermotif burung Cendrawasih yang indah, yang menjadi ikon Papua. Lalu bisa juga dengan motif totem (patung pahatan suku-suku Papua), atau motif ikan-ikan langka yang terdapat di Papua. Kain batik ini bisa dibawa kemana saja dan diperkenalkan ke seluruh dunia.
  • Maka, jika pemerintah mengikuti pameran wisata berskala internasional, batik ini bisa diperkenalkan sebagai batik tradisional Papua dengan motif yang khusus. Kita dapat dua hal, mempopulerkan batik dan juga mengangkat Papua itu sendiri.

Mengangkat Papua bukan hanya tugas pemerintah. Kita sebagai warga negara Indonesia juga berkewajiban memperkenalkan Papua kepada dunia. Idealnya kita tidak membanggakan negeri lain dan mengesampingkan negeri sendiri. Ini adalah salah satu bakti kita kepada bangsa dan negara. Banyak yang bisa dilakukan dengan cara yang modern, mengabarkan Papua melalui jaringan internet.  Kita bisa berharap IndiHome yang menjadi internet tercepat di Indonesia,  melakukan yang terbaik di tanah Papua. Mari kita kabarkan kepada dunia tentang Papua.

Batik Papua (dok.Subiakto)
Batik Papua (dok.Subiakto)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun