Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Laksamana Malahayati, Jagoan Perang Laut dari Aceh

23 Maret 2021   10:01 Diperbarui: 23 Maret 2021   11:57 1659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan patung Malahayati (dok.pri)

Satu hal yang saya sukai dengan museum adalah mempelajari sejarah. Bagi saya, itulah cara mengenal jati diri sebagai bangsa Indonesia. Karena itu museum menjadi destinasi utama favorit saya jika berada di dalam kota. Termasuk museum Bahari, yang letaknya tidak begitu jauh dari stasiun Jakarta kota. Dari stasiun, ada busway yang melintasi museum Bahari.

Di lantai dua museum ini, kita bisa mempelajari sejarah Indonesia sejak masa kerajaan dan dalam penjajahan. Di sini ada diorama, patung-patung para pahlawan yang melawan penjajah di lautan. Saya sangat tertarik dengan Laksamana Malahayati yang telah ditetapkan sebagai pahlawan oleh Presiden Jokowi pada tahun 2017.

Nama aslinya adalah Keumala Hayati, putri dari Laksamana Muhammad Said Syah, putra Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Aceh 1530-1539 M. Malahayati ini yang berhasil membunuh Cornelis de Houtman dari Belanda ketika berusaha menguasai Aceh 1595-1597 M.

Perlu diketahui, kesultanan Aceh berdiri sejak abad 15 dan menjadi.penguasa di selat Malaka. Portugis yang datang kemari juga mendapat perlawanan sengit dari pasukan Aceh.

Dalam buku "Sail Sabang" yang dikeluarkan Kemenko bidang kemaritiman tahun 2017, diceritakan bahwa Malahayati belajar di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis. Di sana pula perempuan Aceh itu bertemu suaminya.

Di bawah didikan perwira angkatan laut Turki Utsmani (kerajaan Ottoman), ia menjadi ahli strategi perang laut dan pertahanan maritim. Pada saat itu kerajaan Ottoman telah ekspansi ke berbagai belahan dunia. Bukan hanya Eropa, tapi juga Irak, Belgrade, Budapest, Suriah, Yaman, hingga ke Nusantara.

Kesultanan Aceh mendatangkan pelatih Angkatan Laut dari Turki selama 1588-1604. Angkatan laut Aceh melawan pasukan Portugis di selat Malaka. Sayangnya, suami Malahayati justru gugur dalam pertempuran tersebut.

Meski berduka, Malahayati malah minta izin pada Sultan untuk membentuk pasukan Inong Balee (pasukan janda perang). Ada 2000 orang bergabung dalam pasukan ini. Malahayati menggelontorkan semangat perjuangan melawan penjajah. 

Malahayati membangun benteng di Krueng Raya, Aceh Besar. Benteng ini menghadap Selat Malaka sehingga bisa mengawasi kapal-kapal yang datang. Kapal-kapal Portugis dan Belanda datang lewat selat ini. Malahayati segera mengetahui kehadiran para penjajah.

Cornelis de Houtman membawa armada empat kapal. Mereka melakukan kristenisasi dan mengajarkan kebiasaan buruk seperti minum minuman keras. Hal ini mengundang kemarahan Malahayati. Ia memimpin pasukan Inong Balee menyerang rombongan Belanda.

Dalam pertempuran tersebut, Cornelis de Houtman tewas di ujung rencong Malahayati.  Pasukan Inong Balee mengusir mereka dari bumi serambi Mekah. Sejak saat itu, kerajaan Aceh menjadi target dari penjajah Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun