Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

"Ghosting" Balas "Ghosting"

7 Maret 2021   17:43 Diperbarui: 7 Maret 2021   18:08 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eh, sebetulnya saya kurang suka istilah ghosting ini, soalnya mengingatkan pada film Ghostbusters, atau kalau di Indonesia serial 'pemburu hantu'. Lagipula sobat Khrisna Pabicara sebal jika ada istilah yang keminggris.

Ghosting atau menghilang dalam persoalan cinta akan dianggap perbuatan pengecut dan tidak bertanggung jawab. Tanpa penjelasan si dia pergi entah kemana. Tahu-tahu muncul sudah bersama orang lain. 

Saya juga pernah mengalami hal itu. Tetapi saya bukan tipe baperan untuk masalah cinta. Sedih itu hanya sementara, sadar bahwa jodoh itu urusan Allah. Jika memang bukan untuk kita, untuk apa memaksakan diri?

Kalau saya sih, jika si dia menghilang tanpa memberi kabar, saya balas juga dengan menghilang. Tidak sulit karena pada dasarnya saya seorang introver yang senang berdiam diri dalam sepi. Saya jarang ngobrol kecuali sudah merasa sreg. Bahkan di grup WA keluarga pun saya lebih banyak diam.

Menghilang justru merupakan keahlian saya. Jarang sekali saya memberikan alamat asli kepada siapapun. Saya tidak pernah menerima tamu, hanya keluarga dekat yang boleh datang. Jadi, kalau masih sebatas teman, jangan berharap tahu dimana saya tinggal.

Ketika si dia menghilang, saya tidak berusaha mencari, tidak pernah bertanya ke sana kemari. Biar saja, saya hidup tidak tergantung kepada dia. Dengan senang hati saya keluar dari grup yang ada dia dan teman-temannya. Kebetulan hape saya hilang, nomor baru pun dia tidak tahu.

Pernah bertemu di suatu acara, si dia pura-pura tidak melihat dan menyibukkan diri dengan teman yang lain. Saya balas melengos dong, tidak perlu menyapa dan keluar diam-diam. Ternyata ada teman yang bilang di kemudian hari, bahwa dia celingukan mencari saya. Ah, pengecut.

Jadi, saya menikmati saja perpisahan itu dalam diam. Saya tidak kepo tentang kehidupan dia . Entah mungkin malah dia yang berusaha mencari informasi tentang saya. Toh, dia hanya bisa mengintip melalui media sosial yang saya miliki.

Di media sosial saya juga tidak terlalu memperlihatkan secara persis keberadaan saya. Sehingga tidak ada orang yang tahu pasti dimana saya berada. Bisa jadi saya ada di rumah, mungkin juga sedang berpetualang ke suatu tempat, atau ada di negeri Ottoman. Itu rahasia saya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun