Donald Trump rupanya masih uring-uringan karena dikalahkan oleh Joe Biden pada Pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat yang lalu. Dia tidak mau menyerah dan bertekad untuk kembali ke gedung putih pada tahun 2024.
Hal itu dikatakannya ketika berpidato di depan peserta Conservative Political di Orlando, Minggu, 28 Pebruari kemarin. Bahkan Trump menekankan bahwa partai Republik harus lebih kuat dan bersatu dari sebelumnya.
Bagaimana kans Donald Trump kelak? Sangat memungkinkan jika ia bertarung kembali bersama Joe Biden. Tentu Biden tidak akan pasrah karena hanya menjabat satu kali. Lazimnya presiden Amerika Serikat menjalankan pemerintahan selama dua periode.
Joe Biden telah membuat gebrakan di bulan pertama ia menjabat sebagai presiden. Utamanya adalah kebijakan tentang Timur Tengah. Salah satunya adalah mengumumkan keterlibatan Putra Mahkota kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman pada pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Hal ini berarti, bahwa program Biden akan sangat meraih simpati, baik dari rakyat Amerika Serikat hingga masyarakat internasional. Joe Biden berusaha memenuhi janji-janjinya pada waktu kampanye.
Dengan demikian, kepercayaan masyarakat Amerika Serikat kepadanya akan semakin tinggi. Jika ia dipandang sebagai kepala pemerintahan yang berhasil, maka kedudukannya semakin kuat, sulit untuk digoyahkan.
Tampaknya, Biden memiliki program yang padat dan nyata untuk mengembalikan kejayaan Amerika Serikat, terutama dalam bidang ekonomi. Ia akan mengajak negara-negara mitra untuk bekerjasama.
Karena itu, Donald Trump harus bekerja keras kalau ingin merebut posisi Joe Biden. Dia akan mengerahkan segala daya upaya agar dapat menguasai perpolitikan di Amerika Serikat. Sebagai pengusaha, maka Trump memiliki jaringan keuangan yang kuat.
Bukan tidak mungkin Donald Trump akan membayar sejumlah media massa untuk mendukungnya. Bahkan, ia bisa nekad menyewa para hackers untuk membantunya.
Mengapa bisa begitu? Donald Trump sangat ambisius. Ia ingin menjadi orang nomor satu di dunia. Trump berhasrat menguasai dunia dan mengendalikannya. Ada kemungkinan ia juga berambisi untuk menciptakan dinasti politik.
Partai Republik akan menjadi kendaraan utama untuk mencapai ambisinya tersebut. Di partai ini terdapat banyak orang yang rasis, tidak menyukai warga keturunan dari bangsa lain.