Kucing adalah binatang yang sangat mudah beradaptasi, baik itu kepada pemilik baru dan suasana baru. Dia akan belajar dengan cepat dan segera menyesuaikan diri.
Saat ini saya memelihara seekor kucing ras, peranakan Persia dengan Himalaya. Warna bulunya putih dengan sentuhan coklat tua di hidung, jari-jari kaki dan perutnya. Usianya baru dua bulan, masih anak-anak. Tapi sudah berpindah tempat tiga kali.
Ceritanya begini, induk kucing ini, ras Persia milik keponakan saya. Induk ini ternyata sudah birahi lagi padahal anaknya baru satu bulan. Jadi dia kemudian mau dikawinkan sekali lagi sebelum disteril. Soalnya waktu pertama melahirkan, anak yang hidup hanya satu, yang mati tiga ekor.
Anak kucing ini diberi nama Bruno, meski dia betina. Kakak saya meminta anak kucing ini karena lucu menggemaskan. Padahal dia sudah punya kucing blasteran Persia juga, cuma usianya sudah lebih dari lima tahun. Dari Depok, pindah tempat lah si Bruno ke rumah kakak di Cibinong.
Di rumah kakak, namanya diganti dengan Hima. Mungkin karena bapak kucing dari ras Himalaya. Si bocah kucing tampaknya mengerti. Dalam beberapa hari saja, ia sudah biasa dipanggil Hima.
Baru satu bulan tinggal di Cibinong, kakak saya sudah kewalahan. Ia merasa tidak sanggup mengurus dua kucing. Apalagi dia masih bekerja sebagai guru SMA. Si Hima sangat lincah dan keinginan tahuannya besar. Dia sulit dikejar jika berlari keluar.
Karena itu kakak saya menyerahkan kucing tersebut kepada saya. Lalu namanya saya ganti dengan cheesy. Namanya kucing, dia pasrah saja, lama kelamaan tahu namanya berubah. Ia mudah datang ketika dipanggil.
Cheesy pun menyesuaikan diri dengan tempat tinggal baru, mengunjungi setiap ruangan dan mengenali sudut-sudutnya. Tidak ada yang luput dari sasaran keingintahuannya.
Namun semakin mengenal pemiliknya, semakin manja. Ia selalu mengikuti saya. Bahkan kalau saya ke kamar kecil, ia menunggu di depan pintu. Kalau saya duduk, ia berbaring di antara kaki saya.
Justru saya sering tidak berkutik, selagi sibuk menulis di hape, cheesy mencolek dengan kaki depan, minta perhatian. Tampangnya dibuat memelas, sambil mengeong pelan. Jika saya keluar rumah, ia berdiri di rak sepatu dekat jendela memandang keluar.
Kucing juga mudah dilatih dan diberi disiplin. Tadinya dia suka menarik mukena atau sajadah ketika saya sholat. Saya marah dan membentak cheesy. Dia pun tahu, lalu mundur mendekam.