Aku telah bercengkrama dengan bulan yang menyipit. Tentang pertarungan yang semakin sengit. Antara rindu yang teramat pahit. Dengan kenangan cinta yang sulit.
Bukankah malam masih menyajikan mimpi. Meski pada hati yang paling sepi. Melipur lara hingga menjelang pagi. Menjejalkan ribuan harapan pada sinar mentari.
Hening yang syahdu. Aku terlarut dalam nuansa pilu. Pedih perih tertikam rindu. Untuk masa yang belum aku tahu.
Aku telah bercerita pada bulan yang menyipit. Bahwa aku tak lagi mampu berkelit. Dunia mungkin terasa semakin menyempit. Ketika mimpi dan kenangan menjadi rumit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H