Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bulan Menyipit

17 Februari 2021   21:18 Diperbarui: 17 Februari 2021   21:36 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bulan (dok. farukcetin)

Aku telah bercengkrama dengan bulan yang menyipit. Tentang pertarungan yang semakin sengit. Antara rindu yang teramat pahit. Dengan kenangan cinta yang sulit.

Bukankah malam masih menyajikan mimpi. Meski pada hati yang paling sepi. Melipur lara hingga menjelang pagi. Menjejalkan ribuan harapan pada sinar mentari.

Hening yang syahdu. Aku terlarut dalam nuansa pilu. Pedih perih tertikam rindu. Untuk masa yang belum aku tahu.

Aku telah bercerita pada bulan yang menyipit. Bahwa aku tak lagi mampu berkelit. Dunia mungkin terasa semakin menyempit. Ketika mimpi dan kenangan menjadi rumit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun