Sebelum memutuskan untuk menerima proposal investasi Tesla ke Indonesia, sebaiknya pemerintah memerhatikan apa dan bagaimana Tesla bisa masuk ke negara tirai besi.Kita tidak usah ge-er bahwa Tesla membutuhkan nikel dan cobalt sebagai bahan baku baterai. Kebutuhan utama lithium justru didatangkan dari Afrika, nikel dan cobalt hanya sekitar 30%.Â
Tesla sudah masuk ke Cina sejak tahun 2018 dan membangun pabrik di Shanghai.Bagaimana hal itu bisa terjadi? Ternyata Cina memberikan keringanan pajak bagi Tesla,kemudahan perizinan, kemudahan mendapatkan lahan dan masuk ke pasar domestik. Tetapi yang utama adalah, Tesla mendapat pinjaman dari Bank Cina dengan bunga yang rendah dan syarat yang mudah..Â
Ini adalah faktor-faktor yang mendukung kesuksesan Tesla bekerja cepat dan tepat, yang melambungkan Elon Musk menjadi orang terkaya di dunia. Laporan terbaru Tesla, Cina menyumbang sekitar seperlima dari total pendapatannya. Di Cina, Tesla tidak hanya merakit, tetapi juga menjalankan program penelitian dan pengembangan. Sehingga Tesla menempatkan diri sebagai pesaing utama bagi merek asing lainnya.Â
Hubungan Tesla dengan Cina jelas merupakan hubungan simbiosis mutualisma. Bagaimana pun Cina tidak akan menyetujui masuknya Tesla jika tidak memberikan keuntungan bagi negara yang menjadi musuh bebuyutan Amerika Serikat tersebut. Cina telah mempertimbangkan dengan seksama, dari kerjasama ini harus diperoleh transfer tekonologi yang dikuasai Tesla. Setelah terjadi transfer teknologi, Cina akan berusaha mengembangkannya sendiri. Elon, tentu menyadari hal itu tapi dia tidak keberatan. Pria jenius ini tentu telah memperhitungkan segalanya.Â
Kerjasama antara Tesla dan pemerintah Cina, di luar campur tangan pemerintah Amerika Serikat. Jika tidak hati-hati, bakal menyulut peperangan antara kedua negara adidaya. Tampaknya Elon Musk mempunyai strategi tersendiri agar pemerintahan negaranya tidak mengusik bisnisnya yang berkembang di Cina. Toh, Elon memberikan pemasukan yang cukup besar dari pajak.Â
Lalu, apa rencana pemerintah dengan masuknya Tesla ke Indonesia. Kalau tidak memiliki rancangan yang tepat dan bermanfaat bagi bangsa dan negara percuma saja. Saya khawatir bahwa Tesla hanya dijadikan dagangan politik oleh para pejabat yang sebetulnya tak mengerti bagaimana memanfaatkan keberadaan Tesla. Kita butuh orang yang bisa memahami kejeniusan seseorang seperti Elon Musk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H