Dalam hati aku menyesal tidak menanyakan nama dan tempat tinggalnya. Ah sudahlah, barangkali besok bisa bertemu lagi.
Aku makan malam sendirian. Ibu pengurus rumah sudah pulang ke rumahnya sendiri. Biarlah, aku sudah biasa mengurus segalanya seorang diri.
Paginya, aku menceritakan pengalaman kemarin kepada si ibu. Dia terlihat heran, lalu menanyakan ciri-ciri lelaki tersebut. Aku menggambarkan dengan detail.
Ibu pengurus rumah menghela nafas panjang,"Lelaki itu telah meninggal beberapa tahun yang lalu,"
"Haah?" Aku terkejut hingga cangkir kopi nyaris terlepas dari genggaman.
"Tapi dia nyata, menarik aku dari dalam air dan membawaku pulang," aku tak percaya.
"Dia meninggal ketika sedang berperahu bersama putranya. Waktu itu juga sore hari menjelang Maghrib. Mendadak ada hujan badai yang menyebabkan mereka tenggelam. Konon, dia terlihat untuk mencari putranya," cerita perempuan itu.
Aku terpaku. Hilang selera makan. Ibu pengurus rumah melanjutkan pekerjaannya bebersih, meninggalkan aku yang terbengong-bengong.
Penasaran, aku ke tempat kemarin dekat batu. Untunglah aku menemukan telepon genggam masih utuh di antara bebatuan kecil. Aku memeriksa foto-foto di dalamnya. Dan, aku tak mendapati foto lelaki itu bersama perahunya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H