Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warga Istanbul Sudah Lama Social Distancing dengan Tukang Sayur

26 Maret 2020   20:20 Diperbarui: 26 Maret 2020   20:25 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang nenek berbelanja dari atas (dok.sabahdaily)

Ngomong soal social distancing atau jaga jarak dengan pedagang, sebenarnya sudah lama dilakukan oleh penduduk kota Istanbul, Turki. Terutama dengan tukang sayur atau pedagang sayur keliling.

Perlu diketahui bahwa tukang sayur di Istanbul tidak menggunakan gerobak sebagaimana orang Indonesia. Tukang sayur di sana menggunakan mobil pikap untuk menjual sayur-sayuran yang dibawanya.

Pedagang sayur keliling pada satu kawasan wilayah atau distrik, memasuki gang-gang sambil menawarkan dengan pengeras suara (toa) sehingga didengar oleh para penduduk. Kebanyakan penduduk tinggal di apartemen yang tidak begitu tinggi. 

Nah, ketika pedagang sayur lewat di depan apartemen, itu saat kita membeli. Untuk yang tinggal di lantai atas, tidak perlu repot-repot turun ke bawah. Lalu bagaimana cara membeli sayur-sayuran tersebut?

Ternyata membeli sayuran dengan mengulurkan keranjang yang diikat dengan tali yang panjang. Dan mereka menyebut apa yang dibeli dengan suaranya keras atau berteriak.

Pengalaman saya ketika berada di apartemen keluarga, sekitar jam 10 pagi bakal ada tukang sayur keliling. Ibu sudah wanti-wanti agar memberitahu jika dia lewat, sementara ibu sedang di dapur.

Begitu saya dengar pengeras suara tukang sayur, maka saya bergegas memberitahu ibu. Ia pun kemudian mengulurkan keranjang yang cukup besar ke bawah. Di dalamnya sudah ada uang dan secarik kertas, tertulis apa saja yang ingin dibeli.

Tukang sayur lalu mengisi keranjang sesuai dengan permintaan. Uang kembalian juga dimasukkan dalam keranjang. Setelah itu kami menarik keranjang ke atas, yang sudah penuh dengan belanjaan.

Kalau sekarang ada larangan belanja, tidak terlalu menyusahkan warga Istanbul. Mereka sudah biasa kok belanja jaga jarak. Kecuali jika yang dibeli adalah bahan makanan selain sayuran.

Jika ingin membeli tepung, minyak goreng, roti dll, maka mau tak mau harus ke mini market. Itupun jaraknya tidak jauh. Hampir di setiap gedung apartemen, ada mini market yang cukup lengkap untuk kebutuhan sehari-hari.

Penduduk Istanbul, utamanya perempuan yang telah menikah, jarang keluar rumah. Mereka berbelanja dengan cara yang mudah seperti itu. Keluar rumah hanya jika jalan-jalan bersama seluruh keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun