Pada hari Sabtu sore yang lalu, Turki mengalami gempa yang cukup dahsyat. Gempa dengan kekuatan 6,8 skala Richter tersebut meluluhlantakkan provinsi Elazig. 5 gedung di Sivrice dan 25 gedung di Dogungol hancur.
Sampai sejauh ini, korban tewas telah mencapai 39 orang, dan korban luka sebanyak 1607 orang. Tim penyelamat masih berusaha menemukan korban yang masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan.Â
Pemerintah Turki telah mengerahkan 3699 petugas penyelamat, termasuk para relawan. 250 di antaranya adalah para teknisi yang mengoperasikan berbagai peralatan yang dapat menolong para korban.
![Shalat jenazah (dok.turkinesia.net)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/27/img-20200127-181622-5e2eceedd541df3afe228372.jpg?t=o&v=770)
Kemarin, ketika ada pemakaman korban, Erdogan datang melayat. Dia ikut melaksanakan shalat jenazah dan berdoa bersama masyarakat. Bahkan Erdogan juga turut mengusung salah satu keranda korban.
Tak urung presiden Turki tersebut meneteskan air mata. Ia tampak sedih dan terpekur memikirkan tragedi yang menimpa negara tersebut. Berkali-kali ia mengusap air matanya.
Bagaimana pun sebagai pemimpin tertinggi negara, maka tanggung jawab penanganan bencana ada di pundaknya. Ia harus memastikan agar rakyat yang terkena musibah segera mendapatkan pertolongan.Â
"Negara melakukan semua yang bisa dilakukan. Administrasi Pengembangan Perumahan (TOK) Â akan segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Tidak ada yang dibiarkan tanpa rumah,' tegas Erdogan.
Karena itu, negara akan mengganti rumah para korban yang hancur dengan rumah yang baru. Pemerintah akan membangun perumahan yang layak untuk mereka. Sehingga tidak ada orang yang kehilangan tempat tinggal atau tempat bernaung.
![Mengusung keranda (dok.turkinesia.net)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/27/img-20200127-181637-5e2ed07d097f3672a4513cd2.jpg?t=o&v=770)
Sejatinya, dalam agama Islam begitulah pemimpin yang baik. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Beliau tidak bisa tenang jika ada salah satu rakyat yang dalam kesulitan.