Liburan ini seharusnya bisa menjadi momen untuk kembali menumbuhkan kehangatan dalam keluarganya. Salah satunya adalah dengan cara meninggalkan gawai untuk makan bersama.
Sadar atau tidak, gawai telah menjauhkan hubungan antara sesama anggota keluarga. Setiap hari kita diperbudak benda ini sehingga lupa untuk berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain.
Bayangkan, tidak sedikit orang yang masih saja membawa gawai ke tempat tidur. Hape menyala selama 24 jam, kalau ada pemberitahuan, langsung dilihat. Bahkan ketika Shubuh lebih mementingkan membuka gawai daripada segera bersuci dan shalat.
Begitu pula pagi  yang sibuk, bersiap-siap ke kantor atau melakukan aktivitas tapi tidak melepaskan gawai dari tangan. Lupa untuk memberikan pelukan atau sekedar sapa hangat kepada pasangan dan anak-anak. Padahal komunikasi sangat penting untuk menjaga keharmonisan keluarga.
Saya tersentak ketika datang ke sebuah kafe milik teman yang tidak menyediakan Wi-Fi. Â Tetap di dinding ada tulisan yang mencolok "No Wi-Fi, Talk Each Other". Ya, tulisan itu mengingatkan kita untuk berkomunikasi satu sama lain, bukan diam dan hanya memperhatikan gawai.
Komunikasi harus dijaga dalam keluarga agar kita tahu bagaimana perkembangan dan kondisi masing-masing. Dengan berkomunikasi, kita akan tahu siapa yang sedang sedih, siapa yang sedang kesulitan atau bahkan gembira.
Jika ada yang sedang sedih atau sulit, tentu kita harus memberikan bantuan agar kembali kepada kondisi yang normal. Kalau dibiarkan, tanpa perhatian, menjadikan seseorang terkena depresi, putus asa karena tidak ada yang peduli dengan dia.
Kondisi seperti itulah yang menyebabkan seseorang bisa kehilangan keseimbangan. Dia bisa menjadi gila, kalau terlalu parah maka akan ada dorongan untuk bunuh diri. Kita pasti tidak ingin keluarga mengalami masalah seperti itu.
Nah, dengan liburan ini kita manfaatkan untuk kembali menghangatkan hubungan keluarga melalui makan bersama. Budayakan lagi sarapan, makan siang atau makan malam bersama di satu meja.
Sediakan tempat untuk menaruh semua gawai tanpa kecuali. Kita berkomunikasi sambil makan, saking menanyakan kabar masing-masing. Di meja makan boleh bercerita tentang apa saja, kecuali hal yang tidak senonoh.Â
Saling bercanda sambil makan adalah sesuatu yang menyenangkan. Dengan demikian, tidak ada yang merasa diasingkan, gembira dan bahagia bersama keluarga.