Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pemikiran Edhy Prabowo Warisan Orde Baru

19 Desember 2019   14:53 Diperbarui: 19 Desember 2019   15:09 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lobster (dok.liputan6.com)

Memang mengherankan apa yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo. Ia mengambil tindakan dan keputusan yang bertolak belakang dengan Susu Pudjiastuti, Menteri terdahulu.

Di saat Erick Thohir berusaha membenahi manajemen BUMN yang porak poranda, Edhy Prabowo justru melakukan hal yang sebaliknya. Edhy Prabowo membuat berantakan kebijakan Susi yang sudah mapan dan memberikan bukti.

Namun sebenarnya perilaku kontradiktif Edhy Prabowo menggambarkan bahwa ia adalah representasi dari Orde Baru. Menteri yang satu ini merupakan bentukan Orde Baru sehingga pola pikirnya masih seperti katak dalam tempurung.

Pada masa Orde Baru, ekspor kayu gelondongan begitu booming. Karena itulah HPH menjadi barang rayahan para pejabat, yang kemudian menjadi akar dari jiwa korupsi yang masih bercokol hingga sekarang.

Ekspor tinggi kayu gelondongan mendatangkan keuntungan bagi para pemegang HPH, yang jumlahnya hanya berapa persen. Uang mengalir deras ke kantong mereka, dan bukan untuk rakyat atau negara.

Akibatnya ada dua, perusakan hutan secara besar-besaran. Hutan menjadi gundul, terutama wilayah Sumatera dan Kalimantan. Inilah penyebab munculnya bencana alam yang terus menerus terjadi dan semakin besar hingga kini.

Kedua, kayu gelondongan itu dijual dengan harga murah. Tetapi sayangnya kita membeli kembali ketika sudah menjadi produk turunan. Bisa diduga, negara menjadi defisit. Rugi dan tekor, sementara yang mendapat keuntungan hanya oknum pejabat dan pengusaha.

Begitu pula jika kita mengekspor benur (benih) lobster.  Hasil dari yang kita jual tidak akan ada artinya jika kemudian membeli lobster dengan harga berlipat. Kita bakal rugi dan tekor.

Maka dari mana logika Edhy Prabowo? Apakah ia mewakili pengusaha yang segelintir orang saja, demi fee yang bisa dikantongi? Kalau ia memikirkan bangsa dan negara tentu tidak akan sembarangan mengubah kebijakan Susi.

Harus diingat, Susi bukan jago teori tapi juga sangat berpengalaman dalam hal ini. Ia adalah pengusaha perikanan selama puluhan tahun.

Dari data yang diberikan Susi Pudjiastuti melalui Twitter, semenjak ia mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) no. 56 tahun 2016 Tentang Larangan Penangkapan dan Atau Pengeluaran Lobster, Kepiting dan Rajungan dari Indonesia, ekspor Lobster meningkat pesat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun