Ada beberapa penyebab yang membuat seseorang terkena HIV-aids. Namun kunci utama untuk mengatasi masalah ini tetap pada iman setiap individu.
Penyebab pertama adalah meningkatnya gaya hidup bebas, apalagi di kota-kota besar. Perilaku hidup konsumtif, pergaulan tanpa batas dan memandang segala sesuatu dari kacamata materi.
Godaan dari pergaulan sangat tinggi. Bisa bermula dari nongkrong bersama di kafe-kafe, lanjut ke night club, hingga menghabiskan malam di suatu tempat. Di Jakarta, bertebaran tempat-tempat seperti itu.
Jika sudah berkumpul bersama teman-teman, biasanya lupa diri. Saking asyiknya ngobrol hingga lupa ibadah. Ketika ada tawaran minum minuman keras, mungkin sekali dua kali bisa menolak, tapi ketika dibujuk beramai-ramai cenderung menyerah.
Setelah terjebak kehidupan malam, rokok, minuman keras, hingar bingar musik sudah menjadi kebiasaan. Kemudian mulai godaan untuk bergaul wanita-pria bukan muhrim. Dari kencan semalam sampai dengan rutin di setiap minggu.
Orang yang paling mudah masuk dalam lingkungan pergaulan seperti ini adalah kaum milenial, para eksekutif muda yang memiliki penghasilan lebih dari mencukupi. Mereka juga merasa harus mengikuti perkembangan zaman, walaupun itu melanggar aturan agama.
Kehidupan malam penuh jebakan, setelah merasa mudah mendapatkan seks tanpa harus menikah, mereka tertarik untuk mencoba sesuatu yang baru. Nah di sinilah akhirnya seseorang bisa menjadi LGBT dimana seks lebih berbahaya lagi karena menjadi sarana menyebarnya penyakit menular HIV Aids.
Kebanyakan dari mereka larut dalam pergaulan bebas, sulit untuk keluar. Mereka baru sadar jika sudah merasa ada penyakit yang menggerogoti dengan cepat. Apalagi jika ternyata terjangkit HIV Aids, lalu menangis penuh penyesalan.
Walaupun misalnya kelak mereka bertobat, boleh dikatakan sangat terlambat. Mereka sudah hidup dengan penyakit mematikan, tinggal menghitung hari menuju kematian.
HIV Aids seperti sesuatu yang abstrak bagi banyak orang jika belum terkena. Mereka masih menganggap remeh dan tidak ambil peduli pada ancaman penyakit ini. Setelah terindikasi, barulah mereka melihat kenyataan tersebut.
Penyebab kedua adalah maraknya pornografi di internet. Setiap orang, tanpa batasan usia, bisa mencari situs pornografi dengan mudah. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa yang paling banyak melihat konten pornografi adalah orang Indonesia.