Orang yang sering beraktivitas di Jakarta Pusat pasti sering melewati jalan Cikini Raya. Jalan ini tengah diperbaharui oleh Pemda DKI Jakarta dengan mengubah trotoarnya.
Sebagai orang yang wara-wiri di Jakarta Pusat, jalan Cikini Raya ini termasuk jalan yang paling sering saya lewati. Kalau tujuan saya adalah TIM (Taman Ismail Marzuki) maka saya turun dari Commuter Line di Stasiun Cikini atau Gondangdia.
Dari stasiun, biasanya saya jalan kaki ke TIM dengan menyusuri jalan Cikini Raya. Hal ini saya lakukan agar kaki tetap terlatih untuk bergerak dan tulang-tulang tidak cepat keropos.
Namun saya sekarang merasa tidak nyaman lagi berjalan di Cikini Raya. Bagaimana tidak, trotoar sedang dibongkar dan diperlebar.
Masalahnya karena pepohonan besar yang ada di sepanjang jalan Cikini Raya telah dibabat habis untuk pelebaran trotoar. Padahal pepohonan ini sangat penting artinya bagi pejalan kaki, lebih penting daripada trotoar tersebut.
Pada cuaca yang sangat panas, terutama yang telah kita alami beberapa bulan ini, keberadaan pohon itu sebagai pelindung dari teriknya matahari. Kalau saya berjalan, rindangnya dedaunan menyelamatkan saya dari sergapan sinar matahariÂ
Nah, dengan ditebangnya pohon-pohon tersebut membuat saya kehilangan peneduh dan pelindung. Keringat saya mengucur deras walaupun saya tidak berlari.
Selain itu, tak kalah penting adalah udara segar yang dihasilkan oleh pepohonan. Kita tahu bahwa pepohonan menyumbangkan oksigen yang dibutuhkan manusia. Jika banyak yang ditebang, kita kehilangan pasokan oksigen.
Maka itu saya tidak habis pikir jika pepohonan itu dibabat habis. Apakah bapak Gubernur DKI Jakarta yang terhormat tidak memikirkannya? Pak Anis tahu bagaimana tingginya polusi udara di ibukota.
Pak Anis, ingatlah dengan menebang pepohonan berarti kita mendorong perusakan lingkungan. Tidak ada ajar yang dapat menahan air ketika musim hujan tiba.
Kalau memang trotoar untuk memuliakan pejalan kaki, bukankah pepohonan tidak perlu dibasmi? Sungguh saya lebih membutuhkan pepohonan itu daripada trotoar. Pohon-pohon itu tidak bersalah, bahkan menolong para pejalan kaki.