Meski kehebohan thread KKN di desa Penari mulai surut, tapi tak dapat dipungkiri bahwa masih banyak yang penasaran mengenai kebenarannya. Bahkan untuk membuktikan hal itu, ramai-ramai orang mencari jejak hingga ke Banyuwangi, Jawa Timur.
Beberapa kompasianer juga tidak mau kalah, terutama yang kebetulan memiliki kampung halaman di sekitar kota yang dicurigai sebagai lokasi yang dimaksud. Â Banyak yang yakin bahwa Rowobayu adalah lokasi dimana terjadinya peristiwa tersebut.
Nah, baru-baru ini, ada sebuah berita terkait akan terbitnya buku kisah KKN di desa Penari. Kabar ini menguatkan dugaan orang bahwa thread KKN di desa Penari sengaja diviralkan sebagai bagian dari strategi pemasaran untuk buku tersebut. Kisah itu sendiri dianggap fiktif.
Namun saya tidak yakin akan hal itu. Saya memiliki pandangan yang berbeda. Dalam tulisan terdahulu, saya katakan bahwa saya percaya kisah ini nyata, meski mengandung beberapa kejanggalan.
Perlu diingat, peristiwa yang terjadi tentang KKN itu diakui penulisnya dengan akun @simpleman, berlangsung pada akhir 2009. Itu berarti hampir 10 tahun yang lalu. Banyak perubahan yang bisa terjadi dalam kurun waktu 10 tahun ini.
Misalnya, kalau dulu hanya ada jalan setapak, mungkin sekarang telah dibangun jalan beraspal. Kalau dulu belum ada listrik, mungkin sekarang telah terang benderang.
Hutan yang diceritakan bisa jadi juga tidak selebat dan segelap dahulu. Mungkin sebagian telah dibabat mengikuti perkembangan pembangunan. Jangankan 10 tahun, dalam tiga tahun saja kondisi suatu daerah bisa berubah.
Lalu, bagaimana dengan rencana penerbitan buku tentang kisah tersebut? Justru yang patut dimengerti adalah kebalikan dari persangkaan orang.
Beberapa film terkenal memang diangkat dari cerita yang ditulis melalui media daring. Misalnya kisah-kisah yang dimuat di Kaskus atau juga LINE. Ada yang kisah nyata dan ada yang fiksi.
Perlu diketahui pula bahwa banyak penerbit yang mencermati kisah-kisah yang menjadi viral. Dengan kejelian mereka, dapat melihat jika ada yang bakal laku keras jika dibukukan.
Maka saya berpendapat bahwa penerbit telah menandai kisah KKN di desa Penari ini layak diterbitkan. Masyarakat yang penasaran akan tertarik untuk membeli buku ini.
