Setidaknya harus ada pertimbangan yang masuk akal jika mengijinkan ASN bekerja dari rumah. Misalnya dengan beberapa catatan di bawah ini:
1. Pekerjaan yang jenisnya remote control, dengan menggunakan perangkat komputer atau laptop. Pekerjaan ini bisa diselesaikan dengan kecanggihan dan pemakaian internet. Â Misalnya pekerjaan bidang HUmas yang menangani publikasi melalui media sosial dsb.
2. Pekerjaan yang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran data yang dikendalikan dengan internet. Pegawai bisa memasukkan data dari rumah dan mengirim kepada yang membutuhkan. Tetapi harus dipastikan bahwa pegawai menggunakan waktunya sama dengan di kantor.
3. Pekerjaan konseptor, yang dilakukan orang dengan berpikir, lalu menuangkannya ke dalam program. Tentu hal ini baru bisa dilakukan dalam keadaan tenang. Tetapi jika suasana rumah ribut, dengan anak-anak yang mencari perhatian, sangat sulit mendapatkan konsentrasi.
Hal yang paling rentan adalah jika menyangkut keuangan, karena memungkinkan terjadinya tindak korupsi. Menyusun anggaran keuangan, Â ada potensi mark up, juga suap. Sebab tidak ada yang memperhatikan karena jauh dari penglihatan karyawan lain ataupun atasan.
Di sisi lain kita juga harus memikirkan, apa jadinya jika ASN bekerja di rumah. Gedung-gedung perkantoran yang dibangun dengan uang rakyat itu menjadi mubazir. Jangan-jangan nantinya akan banyak menjadi sarang hantu. Selain itu, perlu dipikirkan dampaknya bagi koordinasi setiap bidang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H