Polemik tentang Enzo Zenz Ellie, taruna akademi militer  TNI semakin sengit. Berbagai macam pendapat pro dan kontra berseliweran di media sosial.
Enzo dikuatirkan telah terpapar paham radikal yang disebarkan HTI. Hal ini diperkuat dengan profil Enzo dalam akun Facebook yang sedang membawa bendera organisasi terlarang tersebut.
Dan yang paling sulit dimaafkan  netizen adalah akun ibu kandungnya yang ternyata penuh dengan ujaran kebencian. Status sang ibu mencaci maki dan menghina Presiden Jokowi.
Lantas, kekaguman terhadap taruna yang menguasai beberapa bahasa asing itu seakan menguap begitu saja. Netizen berbalik menjatuhkan kredibilitas anak remaja itu.
Bagi saya, perlakuan netizen tidak perlu sekejam itu. Kita harus belajar untuk berpikir positif dan tidak langsung menghakimi orang yang baru mau memulai karir.
Ada tiga alasan utama mengapa Enzo layak mendapat kesempatan sebagaimana taruna yang lain. Meski latar belakang dia menjadi catatan tersendiri.
Pertama, Enzo masih muda remaja, ia belumlah dewasa secara mental dan pemikiran. Jika dia terlibat dalam kegiatan organisasi terlarang sebelumnya, besar kemungkinan karena pengaruh orang lain.
Orang yang bisa memengaruhinya, yang pasti adalah orang terdekat yaitu ibunya. Si ibu ini yang sudah jelas membenci Jokowi dengan selalu melakukan ujaran kebencian.
Ibu Enzo yang mencekoki anaknya dengan paham radikal yang belum dipahami benar oleh anak itu. Sang ibu menyadari bahwa akun facebooknya berbahaya bagi anaknya. Soalnya, sudah tidak bisa dibuka lagi.Â
Sementara di sisi lain, ada juga sedikit pengaruh dari lingkungan dan pergaulan. Karena di Sumatera, organisasi bergaris keras dan kontra pemerintah mempunyai pengaruh yang kuat.
Jika Enzo bisa dinetralisir dari pengaruh ibunya, maka anak ini masih bisa diharapkan. Enzo harus dibersihkan dari pengaruh ibunya.