Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Listrik Padam, Manusia Kembali Berinteraksi

6 Agustus 2019   09:11 Diperbarui: 6 Agustus 2019   09:22 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermain kembang api (dok.ita)

Padamnya listrik yang sangat lama menimbulkan keluh kesah dimana-mana. Terutama kelompok emak-emak yang aktivitas rumah tangganya bergantung dengan listrik.

Banyak pekerjaan terbengkalai, cucian, seterika baju, bebersih rumah dan sebagainya. Saya sendiri yang berniat menyetrika tumpukan pakaian selama sebulan, akhirnya pasrah saja.

Bagi saya yang penting tidak kehabisan air bersih, yang didapat dari jet pump. Tanpa listrik, tentu tidak berfungsi. Untunglah saya selalu mengisi bak penuh dengan air, sehingga tidak kerepotan ketika buang air.

Listrik padam tidak membuat panik, justru memberi kesempatan saya untuk istirahat setelah dua hari tidak tidur karena mengurus kegiatan di TMII. Hari pertama saya gunakan untuk banyak tidur. Saya bisa tidur dengan nyenyak.

Pada hari Minggu listrik mati sekitar jam 12 siang dan menyala menjelang Maghrib. Saya sudah bersyukur karena telah menyala sedangkan daerah lain masih gelap. Saya segera mengisi air, mengecas hape, dan akhirnya bisa ngopi setelah dispenser menghasilkan air panas.

Untuk mencari tahu penyebab padamnya listrik, saya membaca berita-berita dari media online dan juga televisi. Saya baru tahu ternyata yang mengalami pemadaman mencakup seluruh pulau Jawa. Luar biasa.

Listrik tetap menyala hingga pagi. Saya memantau berita-berita. Rupanya ada giliran pemadaman lagi. Maka saya stok air dan kembali mengecas hape. Saya memberi tahu tetangga untuk melakukan hal yang sama.

Bermain kembang api (dok.ita)
Bermain kembang api (dok.ita)
Benar saja, pukul 12 listrik padam lagi. Tak berapa lama para tetangga keluar rumah. Ibu-ibu saling mengobrol tentang berbagai hal. Saya tetap di dalam rumah karena tidak hobi ngerumpi.

Anak-anak bermain di halaman, ada yang main mobil-mobilan, ada yang petak umpet, dan kejar-kejaran. Bahkan ada anak tetangga yang bermain di teras rumah saya.

Untung ada yang memiliki permainan congklak, dikeluarkan untuk bermain bersama. Ada pula yang mengeluarkan simpanan kembang api, dan menyalakan di halaman.

Saya hanya menonton dari balik jendela melihat keramaian di luar. Soalnya saya lebih suka membaca. Banyak buku yang bisa dibaca sambil minum kopi yang telah diseduh sebelum listrik padam.

Jika mata sudah lelah, saya kembali ke tempat tidur dan merebahkan diri. Rasanya nikmat bisa tidur dengan nyenyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun