Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Turki Mendapat Perlakuan Rasis di Islandia

12 Juni 2019   15:05 Diperbarui: 12 Juni 2019   15:28 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tim nasional  sepakbola Turki telah menerima tindakan dan perlakuan yang tidak menyenangkan ketika tiba di Islandia. Mereka diperlakukan rasis baik oleh petugas bandara, kepolisian maupun beberapa media dan warga yang sengaja mengejek mereka.

Begitu menginjakkan kaki di bandara Leifur Eiriksson, Keflavik, Islandia, tim sepakbola nasional Turki malah dibawa oleh petugas keamanan setempat. Mereka ditahan selama tiga jam dengan pemeriksaan yang sangat ketat, tiga kali lipat dibandingkan dengan pengunjung biasa.

Mereka dimasukkan dalam ruang pemeriksaan khusus.  Paspor setiap anggota tim  sepakbola nasional Turki  diteliti secara berlebihan. Bahkan juga dengan semua barang bawaan mereka mendapatkan pemeriksaan tambahan. Hal seperti ini biasanya dilakukan kepada orang yang dicurigai sebagai teroris.

Padahal tim sepakbola nasional Turki datang ke Islandia dalam rangka pertandingan sepakbola babak kualifikasi EURO 2020.  Ketika gelandang terkemuka Turki, Emre Belezoglu keluar dan menghadapi wartawan dari beberapa media, seseorang menyodorkan sikat WC ke mulutnya seakan itu microfon.

Perlakuan rasis itu jelas menyulut kemarahan masyarakat Turki. Mereka mengungkapkan kemarahan tersebut melalui media sosial. Di twitter mereka membuat tagar #TurksAreComingForIceland. Tidak kurang tanggapan dari para pejabat Turki yang menyesalkan perlakuan tersebut.

"Perlakuan yang diterima tim nasional kami di bandara Islandia tidak dapat diterima, baik dalam hubungan diplomatik ataupun dari sisi kemanusiaan. Rakyat Turki tahu apa yang seharusnya dilakukan," begitu cuitan dari twitter Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu.

Sementara itu, Direktur Komunikasi untuk Kepresidenan Turki, Fahrettin Altun, memberikan pernyataan secara resmi,"Perlakuan terhadap tim sepakbola nasional Turki di bandara Leifur Eiriksson, Keflavik Islandia, tidak sejalan dengan tata krama diplomatik serta perilaku sportif. Saya mengutuk pihak berwenang dan pejabat yang bertanggung jawab terhadap peristiwa tersebut. Kami akan terus memantau situasi."

Untuk menyelediki hal itu, maka pemerintah Turki juga telah mengirim Menteri Olahraga dan Pemuda ke Islandia. Otoritas Islandia beralasan bahwa penahanan tim sepakbola nasional Turki dilakukan karena mereka terbang dari bandara yang tidak disetujui, dari provinsi Konya Turki.

Alasan itu sungguh absurd dan menggelikan. Karena Tim sepakbola nasional Turki justru baru saja bertanding melawan kesebelasan Prancis di Konya.  Karena itu mereka diterbangkan dari bandara Konya.

Akibat dari perlakuan rasis tersebut, jurnalis Islandia, Benedict Grettarson terkena dampak buruknya. Ia menerima ratusan ancaman dan penghinaan karena dianggap sebagai pelaku yang menyodorkan sikat WC kepada gelandang Turki. Dalam twitternya ia mengaku mendapat sekitar 20.000 postingan kebencian dari Turki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun